BALIKPAPAN, Gerbangkaltim.com – Ada kabar gembira bagi anda peminat sastra, terutama generasi muda yang suka menulis cerita pendek (cerpen) atau puisi.

Di Kaltim, telah berdiri komunitas baru yakni Jejaring Madah Etam (JME) yang siap menampung karya-karya sastra penulis Kaltim. Pada 17 Agustus 2021 lalu, komunitas ini meluncurkan website khusus untuk para penulis dan pecinta sastra bernama madahetam.com.

“Begitu berdiri, pengurus JME langsung membuat website bernama madahetam.com. Kami menyediakan honor bagi karyanya yang dimuat,” kata Mukhransyah, Sabtu (208/2021).

JME, kata Mukhransyah, merupakan komunitas penulis dan pecinta sastra yang didirikan jurnalis, sastrawan, dan penggiat literasi pada 11 Juni 2021 lalu.

Pengurus JME berasal dari berbagai komunitas penulis di Kaltim, seperti Jaring Penulis Kaltim, Sindikat Lebah Berfikir, dan sebagainya.

“Komunitas ini didirikan untuk mendorong perkembangan literasi di Kaltim. Kami ingin JME menjadi wadah belajar, berlatih, berdiskusi, dan berkreasi para penulis muda di Kaltim,” ujar Mukhransyah.

JME tak ingin sekadar berdiri atau terbentuk. Mau membuat kegiatan tatap muka, kata Mukhransyah, juga belum bisa karena masih pandemi Covid 19. “Akhirnya kami membuat yang lebih simpel tapi bermanfaat, yaitu membuat web agar karya-karya penulis Kaltim bisa diakomodasi,” ujarnya.

Situs web madahetam.com, kata Mukhransyah, didesain khusus oleh tenaga yang sudah berpengalaman. Tampilan situs bukan menggunakan template siap pakai. Tata letak (layout) dirancang sendiri. Bagian header web dihiasi lukisan warga Dayak yang sedang menyumpit. Lukisan ini karya pelukis Balikpapan, Cadio Tarompo. Bagian lain laman juga memuat lukisan warga Kaltim, sehingga nuansa Kalimantan masih kental.

Wakil Ketua JME, Herman A Salam, mengatakan situs web madahetam dibuat untuk penulis Kaltim, meski tidak membatasi penulis luar daerah mengirimkan hasil karyanya ke situs ini.

“Karena web terbuka untuk umum, persaingan para penulis bisa saja terjadi. Tapi kami tentu berharap penulis Kaltim tidak kalah dengan penulis dari luar Kaltim, dan kami yakin penulis Kaltim mampu,” kata Herman A Salam yang juga pendiri komunitas madahetam.

Agar penulis Kaltim tak kalah dengan penulis dari luar, kata Herman, JME membuat perwakilan atau koordinator di masing-masing daerah. Para penulis bisa berkomunikasi atau berkoordinasi pada perwakilan JME di masing-masing daerah.

“Kami berharap penulis muda bisa memanfaatkan web ini untuk mengasah kemampuan menulis,” tambah Herman yang juga aktif di Komunitas Ladang Samarinda.

Herman menambahkan, situs web khusus penulis dan sastra saat ini sudah menjamur di Indonesia. Situs-situs ini utamanya memuat karya cerpen, puisi, dan esai. Sementara di Kaltim, sebelum madahetam.com, belum ada situs web khusus untuk pecinta sastra.

“Madahetam.com adalah situs web sastra pertama di Kaltim,” ujar Herman yang juga pendiri Jaring Penulis Kaltim dan sekretaris umum Dewan Kesenian Daerah Kaltim.

Madahetam.com katanya, juga menjadi dokumentasi karya penulis generasi lama Kaltim. Seperti karya sastrawan Djumri Obeng, Korrie Layun Rampan, dan Achmad Rizani Asnawi. JME ingin generasi saat ini dan yang akan datang bisa mengenal penulis Kaltim beserta karyanya. “Generasi saat ini lebih gampang membuka website ketimbang buku. Apalagi buku karya generasi lama sudah susah didapatkan,” tambah Herman.

Yang juga berbeda dari situs sastra lain yaitu madahetam.com akan membuat buku antalogi karya penulis Kaltim. “Karya-karya yang sudah terbit di madahetam.com selama setahun akan kembali diseleksi. Yang lolos kurasi akan dimasukkan dalam buku antologi.

“Karena itu, silakan para penulis berlomba membuat karya terbaik. Untuk tahun pertama ini, kami akan membukukan karya cerpen,” jelas Herman. (Jya)

 

 

 

Share.
Leave A Reply