BALIKPAPAN, Gerbangkaltim.com,– Kontribusi lifting (minyak yang dijual) di wilayah kerja (WK) Kalimantan-Sulawesi (Kalsul) untuk minyak 12 persen dan gas 33 persen dari lifting nasional. Target lifting  APBN untuk wilayah kerja Kalsul  minyak sebesar 111.233 BOPD dengan realsasi 91.336 BOPD. Sedangkan target gas sebesar 2547 MMSCFD dan realisasinya sebesar 1.945 MMSCFD hingga Mei 2019.

“Angka kontribusi ini masih sangat signifikan karena itu kami mengharapkan operasional perusahaan migas di Kalsul yang banyak operasional di Kalimantan mendapat dukungan dari semua pihak,” kata Kepala SKK Migas Kalsul Syaifudin, didampingi Kepala Departemen Kehumasan Sebastian Julius dan staf Danang, dalam jumpa pers terkait capaian kerja KKKS hingga Mei 2019 di kantor SKK Migas Jl. Marsma Iswahyudi, Balikpapan, Kamis (27/6/2019).

Jumpa pers SKK Migas Kalsul di Balikpapan.

 “Umumnya lifting itu lebih kecil daripada produksi. Misalnya produksi 10 lifting bisa dibawah itu. Bisa juga karena keperluan produksinya, bisa juga sebagai stok. Lifting itu apa yang dijual  makanya angkanya berbeda,” jelasnya.

Realisasi lifting minyak nasional selama periode Januari –Mei 2019 sebesar 751.015 BOPD. Kaltim berkontribusi sebanyak 69.876 BOPD  atau 9 persen dari  total lifting nasional selama kurang waktu tersebut.

“Bisa dikatakan Kaltim sebagai lumbung gas nasional,” kata Kepala SKK Migas Kalsul Syaifudin.

Produksi PHM Masih Mendominasi

Sementara itu, PHM yang mengoperasionalkan wilayah kerja di Blok Mahakam masih mendominasi dalam produksi migas di wilayah Kalsul. Kendati banyak memiliki sumur tua namun PHM  memberikan kontribusi  dalam lifting migas di Kaltim pada periode Januari-Mei 2019 ini sebanyak 57 persen atau 39.695 BOPD disusul PHKT 17 persen, PHSS (Pertamina Hulu Sanga-Sanga) 14 persen, Pertamina EP Kaltim 9 persen,  Chevron Makasar 2 persen dan Chevron Rapak 1 persen.

Untuk meningkatkan produksi di wilayah kerja Kalsul, kini terus dilakukan sejumlah kegiatan ekplorasi yakni pemboran Sumur Eksplorasi Bella-3 di Kabupaten Berau oleh Caelus Energy South Bengara II dengan TD 2765 ft diselesaikan pada Semester I 2019 (Gas Discovery).

“Disusul rencana empat rencana pemboran oleh Krisenergy (Tanjung aru) BV, PT. Kalisat Energi Nusantara dan Caelus Energy South Bengara II pada semester II th 2019,” katanya.

Manajemen Anti Penyuapan

Saat ini SKK Migas telah mengimplementasikan SNI ISO 37001:2016  tentang Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) dalam menjalankan pengawasan dan pengendalian industri hulu migas dan telah mendapatkan akreditasi SNI ISO 37001 dan sertifikat dari Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen Anti Penyuapan (LSSMAP) pada tanggal 26 Oktober tahun 2018.

“ SMAP merupakan salah satu upaya SKK Migas untuk meningkatkan tata kelola Hulu Migas yang baik dan bersih dari praktik penyuapan,” jelas Lely Sondakh Manager Keuangan dan Adminstasi SKK Migas Kalsul dalam kesempatan yang sama.

Penerapan SMAP di SKK Migas membantu SKK Migas untuk lebih fokus menjalankan tugas pokok dan fungsinya di industri hulu migas dengan menghindari dan menghilangkan gangguan dari praktik-praktik penyuapan.

“Penerapan sisitem ini juga dapat menjaga reputasi SKK Migas sesuai dengan prinsip-prinsip tata kelola yang baik (good governance),” katanya.(mh/gk)

Share.
Leave A Reply