Balikpapan,Gerbangkaltim.com –
Satuan Penanggulangan COVID-19 Kota Balikpapan masih mengalami kendala dengan rencana penggunaan Kapal PT Pelni sebagai tempat isolasi terpusat (Isoter). Menyusul adanya rencana
Pemerintah Pusat melalui BNPB bersama dengan Kementerian Kesehatan RI yang menawarkan kapal PT Pelni untuk digunakan isoter di beberapa daerah yang angka penderita COVID-19 masih tinggi termasuk Balikpapan.

“Balikpapan menjadi salah satu dari enam Kabupaten Kota yang ditawarkan Pemerintah Pusat untuk penggunaan kapal sebagai isoter. Kita ditawarkan ketika pertama kali saat menerima video conferen dari pusat beberapa hari lalu, namun pada saat pembahasan di internal Satgas Kota Balikpapan, Pak Walikota tentu mulai perhitungkan kesiapan teknisnya,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan Andi Sri Juliarty, Selasa (10/8/2021).

Dio sapaan akrabnya mengatakan,
daerah melakukan kordinasi kesiapan teknis mulai dari Sumber Daya Manusia (SDM), walaupun seluruh pembiayaan di tanggung APBN, tetapi menyiapkan SDM nya tidak bisa merekrut dalam waktu dekat.

“Untuk kebutuhan SDM di rumah sakit dan isoter yang didarat saja belum cukup,” jelasnya.

Menurut Dio, penyediaan SDM juga memerlukan tenaga yang sudah terlatih.

Syarat kedua, kata Dio, ada rumah sakit pengampuh, sementara RSUD beriman milik Pemkot Balikpapan sudah jadi pengampuh rumah sakit darurat di embarkasi haji Batakan.

“Tidak boleh satu rumah sakit daerah menjadi dua rumah sakit pengampuh untuk dua rumah darurat,” tegasnya.

Ketiga lebih teknis lagi, syarat berlabuh dan bersandar kapal di Pelabuhan Semayang Balikpapan, dimana kapal tidak bisa bersandar dan berlabuh lama karena pelabuhan digunakan untuk kegiatan bongkar muat.

“Jadi ada kesulitan teknis sendiri kalau kapal akan sandar dan berlabuh. Lainnya, jika kapal tidak bisa berlabuh di dermaga, maka tenaga kesehatan dan pasien harus naik turun kapal turunkan,” jelasnya.

Meski demikian Pemkot Balikpapan, katanya, melihat program yang ditawarkan pemerintah pusat memang baik, namun waktunya saja yang belum tepat untuk di Kota Balikpapan saat ini.

“Memang diketahui di Kaltim sangat sulit mencari SDM kesehatan, kemudian disatu sisi kasus Covid kita juga trennya menurun, malah di isoter yang ada di darat belum penuh,” akunya.

Selain itu, lanjutnya, Pemkot Balikpapan juga masih melihat sejauh mana penerapan Kapal PT Pelni yang digunakan sebagai Isoter di Makassar, apakah sudah efektif atau belum.

“Dari informasi yang kami dapat dari Makassar yang sudah menerapkan isoter dengan kapal, tapi tingkat keterisiannya masih rendah,” tutup Dio.

Share.
Leave A Reply