Balikpapan, Gerbangkaltim.com – Isolasi Tersentristik bagi orang tanpa gejala (OTG) COVID-19 Kota Balikpapan di Hotel Gran Tiga Mustika sudah berjalan sepekan. Dengan perpindahan lokasi isolasi pasien ini banyak yang dilakukan Satgas COVID-19 Balikpapan, terutama sepekan ini.

Juru Bicara Satgas COVID-19 Balikpapan, Andi Sri Juliarty mengatakan, banyak penyesuaian yang dilakukan timnya maupun karyawan hotel. Pertama, terkait jadwal olahraga dan berjemur. Sebelumnya sempat dilakukan penundaan karena dianggap, banyak persiapan yang harus dilakukan.

“Rencananya olahraga untuk pasien isolasi mandiri ini mulai hari ini. Memang senam dan olahraga kan di rooftop hotel. Maka perlu lebih banyak penjagaan. Kita memastikan, selain medis juga ada tim keamanan hadir. Juga relawan PMI,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan ini, Kamis (10/6/21).

Dio, sapaan Andi Sri Juliarty, juga mengungkapkan, tim kini masih melakukan penyesuaian kepada pola gizi nutrisi pasien. Karena ternyata banyak pasien alergi makanan tertentu.

“Jadi sekarang mulai dicatat. Pasien baru masuk, dengan nama tertentu, kamar berapa, alergi apa. Karena ada juga yang alergi udang, ada yang kacang-kacangan,” ungkapnya.

Pihak hotel, yang selama ini memasak menu sama bagi semua orang, akhirnya harus belajar menyesuaikan dengan kondisi pasien. Termasuk juga pasien anak-anak.

Pasalnya ada satu pasien bayi yang masih makan bubur atau makanan lunak. “Alhamdulillah dari pihak hotel bersedia blend makannya dengan arahan tim gizi kami,” ujarnya.

Menurutnya, beberapa pasien yang isolasi memang memiliki alergi tertentu. Misalnya seafood atau produk kacang-kacangan. Sehingga, pihak hotel sebagai penyedia makanan untuk pasien mesti mengakomodir ini. Selain konsumsi bagi pasien lain yang juga mesti sesuai gizi yang dibutuhkan.

Hingga hari ini, di tempat isolasi tersentristik sudah ada 52 pasien yang melaksanakan karantina. Diakuinya keterisian cukup cepat. Sementara untuk wisma ada tiga orang pasien yang isolasi mandiri.

“Jadi kami sekarang sedang beradaptasi juga dengan tempat isolasi yang baru,” ujarnya.

Per kamar hanya dihuni satu pasien. Kendati jika memang berkeluarga, maka diizinkan untuk berada di satu kamar. Para penghuni di tempat isolasi tersentristik ini, keseluruhan adalah pasien baru dan bukan pindahan.

“Tapi kalau ada anaknya, pihak hotel juga sudah menyanggupi menambah ekstra bed tanpa biaya tambahan. Kan kalau anak masa mau dipisah,” jelas Dio.

Sementara, untuk angka kasus per 10 Juni ini ada peningkatan angka kasus dibanding sehari sebelumnya. Ada 26 kasus yang terdiri dari, 18 kasus orang bergejala, 3 kasus riwayat kontak erat, dan 5 kasus riwayat OTG.

“Lalu ada 25 kasus selesai isolasi. Baik dr rumah pasien, mes perusahaan, maupun tempat isolasi mandiri. Kasus positif meninggal dunia ada 1 orang, usai 34 tahun,” sebutnya.

Untuk bed occupancy rate (BOR) ruang perawatan pasien COVID-19 di Balikpapan kini mencapai 22,7 persen. Sedangkan untuk ruang ICU mencapai 39,1 persen

Share.
Leave A Reply