Oleh :Dr. Kasrani Latief, M.Pd

Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) merupakan salah satu hari penting dalam sejarah Indonesia. Harkitnas yang diperingati setiap tanggal 20 Mei ini menjadi pengingat akan tumbuhnya semangat bangsa Indonesia. Pada tanggal 20 Mei tahun 1908, organisasi pemuda yang bernama Budi Oetomo lahir dan menjadi titik awal dari semakin bangkitnya rasa nasionalisme dan cinta akan Indonesia pada para pemuda Indonesia. Organisasi ini berdiri oleh kerja keras Dr Sutomo, juga partisipasi pelajar STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen).

Dimulai tanggal 20 Mei 1908 sebagai tonggak bangkitnya nasionalisme Indonesia untuk melawan penjajahan di Hindia Belanda pada masa itu.  Dalam perkembangannya ada 5 (lima) tahapan nasionalisme di Indonesia yakni masa perintis (sebelum tahun 1908), masa penegas (tahun 1928), masa pencoba (tahun 1938), masa pendobrak (1945) dan masa pelaksana (1945 sampai dengan sekarang).

Kebangkitan Nasional ditandai dengan lahirnya Organisasi Budi Utomo 20  Mei 1908 oleh Dr. Wahidin Soedirohoesodo dan Dr. Soetomo, organisasi sosial intelektual ini menyatukan semangat persatuan dan kesatuan bangsa untuk mewujudkan kemerdekaan  bangsa Indonesia. Cita-cita ingin merdeka akhirnya terwujud pada tanggal 17 Agustus 1945. Hal ini menjadi bukti bahwa kemerdekaan suatu bangsa diwujudkan dengan persatuan dan kesatuan bangsa itu sendiri.

Kebangkitan Nasional adalah bagaimana menerapkan dalam mengisi kemerdekaan dengan pembangunan disegala bidang termasuk pembangunan kesejahteraan sosial, pendidikan, ekonomi, politik dan bidang lainnya. Kebangkitan Nasional adalah untuk mengenang kembali bagaimana semangat perjuangan bangsa Indonesia tempo doeloe untuk mengisi kemerdekaan dengan berbagai kegiatan pembangunan.

Dengan demikian maka sejak 114 tahun lalu perhimpunan  Boedi Oetomo meletakkan dasar-dasar kebangkitan nasional bagi bangsa Indonesia. Tiga hal penting yang diretas Boedi Oetomo adalah pertama, cita-cita untuk memerdekakan cita-cita kemanusiaan; kedua, memajukan nusa dan bangsa; serta ketiga, mewujudkan kehidupan bangsa yang terhormat dan bermartabat di mata dunia.

Tiga hal tersebut merupakan substansi makna kebangkitan nasional yang harus dipertahankan dan diaktualisasikan lintas generasi. Senantiasa diterapkan dalam kerangka dinamis sesuai konteks zamannya.

Pascakemerdekaan, kebangkitan nasional mampu menjadi ruh gerakan perlawanan terhadap hegemoni penjajah. Kebangkitan nasional menjadi inspirasi pelaksanaan pembangunan bangsa. Di era reformasi membawa Indonesia menuju pengelolaan negara yang lebih terbuka dan demokratis.

Dalam konteks ini, makna kebangkitan nasional seyogyanya diarahkan menjadi unifying factor (faktor pemandu) untuk mengembangkan demokratisasi di segala bidang, mewujudkan keadilan, penegakan hukum, kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. lnilah agenda kontekstual yang sejatinya lebih dari cukup untuk mengantarkan bangsa Indonesia ke cita-cita ketiga yang diretas Boedi Oetomo, yakni (berbuat) sesuai dinamika kehidupan bangsa saat ini..

Boedi Oetomo menuntun rakyat Indonesia untuk bergerak secara kolektif sebagai suatu bangsa, bukan hanya per daerah. Akibat organisasi Boedi Oetomo, bangsa Indonesia bisa bersatu secara nasional.

Peringatan Hari Kebangkitan Nasional, saat ini sejatinya dapat dijadikan untuk menggalang kembali semangat kebangkitan sebagai bangsa yang tangguh. Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-114 memiliki tema “Ayo Bangkit Bersama!”.

 

Tema ini diangkat dalam rangka seruan kebangkitan bersama bangsa Indonesia setelah berjuang menghadapi pandemi Covid-19 yang telah berlangsung selama dua tahun lebih, Kita berharap semoga pandemi segera berlalu dan memauki endemi, tentu semangat kebangkitan nasional diperlukan untuk memperbaiki segala kekurangan akibat dari pandemi tersebut.

Pandemi Covid-19 berhasil memaksa kita untuk mengubah kebiasaan kebiasaan kita secara drastis, seperti interaksi fisik atau tatap muka di dunia nyata yang berpindah ke dunia virtual dengan memanfaatkan kemajuan teknologi telekomunikasi.

Tema ini mengingatkan bahwa semangat kebangkitan nasional mengajari kita untuk selalu optimistis menghadapi masa depan. Kita hadapi semua tantangan dan persoalan bersama-sama sebagai pewaris ketangguhan bangsa ini..

Untuk melaksanakan makna dari Harkitnas, berikut adalah hal-hal yang dapat kita lakukan:

Membangkitkan semangat untuk menggapai masa depan, Masa depan kita semua ditentukan oleh kita sendiri, artinya kita semua harus berjuang mencapai masa depan yang lebih baik lagi dengan kerja keras, masa depan masyarakat yang baik akan menentukan masa depan Bangsa Indonesia menuju Bangsa Indonesia Adil, Makmur dan Sejahtera dan Mewujudkan Indonesia EMAS Tahun 2045

Membangkitkan semangat dalam budaya toleransi Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak suku bangsa, agama, dan budaya yang menjadikan Indonesia kaya akan keragaman. Keragaman yang dimiliki oleh Indonesia hendaknya menjadi penguat bangsa Indonesia bukan malah sebaliknya.

Membangkitkan semangat dalam beretika di sosial media Berdasarkan survey dari Digital Civility Index yang dilakukan sepanjang tahun 2020, warganet Indonesia adalah warganet paling tidak sopan se-Asia Tenggara. Banyaknya kasus sesama warganet Indonesia saling serang di sosial media juga mencederai nilai persatuan yang melatar belakangi lahirnya Hari Kebangkitan Nasional. Kita semua menghadapi beragam tantangan selama masa pandemi dengan beredarnya banyak misinformasi, disinformasi dan hoaks. Terutama ditujukan untuk menjaga kesatuan sebagai bangsa. Mari kita manfaatkan ruang digital secara tepat dan bijak, katakan tidak pada segala jenis hoaks, ujaran kebencian dan berbagai jenis penyalahgunaan ruang digital yang mencederai semangat persatuan dan kesatuan sebagai bangsa dan diisi dengan hal bermanfaat untuk kemajuan bangsa dan negara.

Membangkitkan semangat dalam berkarya. Indonesia tidak pernah kekurangan orang hebat, hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya warga Indonesia yang memiliki prestasi di kancah Internasional dalam berbagai bidang.

Membangkitkan semangat membaca dan literasi Menurut UNESCO. Indonesia berada di peringkat kedua dari bawah mengenai literasi dunia. Artinya minat baca masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Dilansir dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, minat baca warga Indonesia hanya sebesar 0,001 persen. Artinya, dari 1.000 orang Indonesia hanya ada 1 orang yang rajin membaca. Selain hanya membaca, pemahaman literasi Indonesia juga masih sangat rendah. Pemahaman literasi yang dimaksud adalah memahami konteks suatu bacaan secara keseluruhan.

 

Hari Kebangkitan Nasional ini mengingatkan kepada semua tentang semangat untuk bergerak sebagai bangsa, dengan tanpa memandang perbedaan suku, agama, ras, dan golongan.

Saya mengajak seluruh elemen masyarakat Kabupaten Paser, dengan semangat Hari Kebangkitan Nasional, mari kita capai Mimpi kita dengan tancap gas untuk mewujudkan Paser MAS (Maju, Adil dan Sejahtera) dengan pembangunan disegala Bidang. Sehinga akan memacu ekonomi dan kemajuan peradaban sebagai simbol kebangkitan bangsa dimasa sekarang dan dimasa yang akan Datang. (Semanagat Kebangkitan Nasional, Paser Pasti Bisa)

 

*Kabid PUG dan PP DP2KBP3A Kabupaten Paser

 

Share.
Leave A Reply