KETUA Dewan Pembina Pengurus Daerah Ikatana Pengusaha Muslimah Indonesia (PD IPEMI)  Kota Balikpapan Hj. Arita Rizal meminta para pelaku usaha micro, kecil dan menengah, khususnya kaum perempuan pengusaha muslimah anggota IPEMI, untuk siap menghadapi perubahan zaman, utamanya di bidang information technology (IT).

Mengapa? Kondisi dunia termasuk Indonesia, dipandangnya telah memasukki era perdagangan global, persaingan “bebas” dan industri teknologi generasi 4.0. Suatu era yang memaksa dunia usaha, termasuk pengusaha muslimah IPEMI, wajib menghadapinya. “Kondisi ini memang harus segera disikapi IPEMI. Karenanya, apapun jenis usaha yang dijalani, semuanya wajib belajar, faham IT dan industri teknologi berbasis 4.0, yang serba digital dan menggunakan internet,” kata Hj. Arita Rizal.

Isteri wali kota Balikpapan yang juga Ketua Tim Penggerak PKK dan Ketua Dewan Kerajinan Nasiional Daerah (Dekranasda) Kota Balikpapan ini mengungkapkan, perubahan zaman ke serba digital (internet), kini memangkas habis sistem pelayanan bisnis konvensional. Misalnya, hadirnya kendaraan (mobil) tanpa sopir, bartender digantikan robot, hingga frontliner perbankan  yang digantikan mesin—adalah contoh nyata perubahan itu.

 Ini, belum termasuk meroketnya bisnis aplikasi dan pelayanan digital connection, lewat jejaring social media, seperti facebook, instagram, watshapp, hingga hadirnya layanan gojek, grab dan sejenisnya.

“Dengan koneksi internet, ratusan juta user atau pelanggan bisa ditangkap seketika. Mereka menjaring pelanggan hanya dengan digital connection—bukan seperti bank yang harus punya ratusan kantor cabang dan ribuan pegawai yang biayanya sangat mahal,” ucap Arita.

Situasi dan kondisi ini, kata Arita, jadi pekerjaan rumah (PR) bagi pengusaha muslimah dan organisasi IPEMI.  Pengusaha perempuan, tegas dia, wajib didorong untuk mengubah pola dari sistem tradisional ke teknologi modern. Mulai dari proses produksi, kemasan hingga pemasaran produknya—idealnya sudah memanfaatkan kecanggihan teknologi.

Meski begitu, Arita memuji potensi dan kekuatan pengusaha muslimah dan kaum perempuan. “Modal besarnya, kaum perempuan punya kekuatan yang jarang dimiliki kaum lelaki. Yakni, disiplin, fokus dan konsisten,” tuturnya.

Dengan modal itu, ia optimis pengusaha muslimah khususnya anggota IPEMI bisa bertahan dan terus berkembang menghadapi tantangan perubahan.  “Syaratnya,  mereka juga harus terus mengembangkan kompetensi keterampilan dan inovatif. Sehingga, niat berwirausaha untuk menyokong pendapatan keluarga dan kemandirian ekonomi, dengan antisipasi perubahan teknologi, mampu jadi solusi kaum perempuan pengusaha muslimah,” ujarnya.

Selain itu, selalu menjaga standar kualitas mutu dan teknologi produksi, yang berbasis SNI dan bersertifikat halal,  juga mesti disiapkan anggota IPEMI—mengingat syarat ini mulai diberlakukan pada tahun 2020 mendatang. “Intinya, pengusaha muslimah dan perempuan tidak boleh berhenti belajar untuk selalu menyikapi perkembangan zaman, kegiatan produksi dan perilaku konsumen yang juga terus berubah,” paparnya.(*)

Penulis : RUDI R. MASYKUR
Editor : RUDI R. MASYKUR

Share.
Leave A Reply