Balikpapan, Gerbangkaltim.com – Pemkot Balikpapan terus berusaha mengurangi jumlah sampah yang masuk ke TPA Manggar, Balikpapan Timur. Upaya ini dilalkukan seiring dengan pemindahan IKN Nusantara ke Kaltim.

Kepala UPTD TPA Sampah Manggar Balikpapan, Muhammad Haryanto mengatakan, DLH Kota Balikpapan melalui UPTD TPA Manggar siap mendukung program pengelolaan sampah di wilayah Kota Balikpapan yang menjadi wilayah penyangga IKN Nusantara

“Program pengelolaan sampah ini dalam rangka menyukseskan pemindahan dan pembangunan IKN di Kalimantan Timur,” ujarnya, Jumat (9/12/2022).

Haryanto menambahkan, terkait program pembangunan IKN Nusantara, Balikpapan sebagai kota penyanggah telah merasakan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi dan usaha.

“Termasuk pertumbuhan jumlah penduduk di Kota Balikpapan imbas dari migrasi penduduk dari luar Kalimantan Timur,” jelasnnya.

Akibat pertumbuhan penduduk tersebut, kata Haryanto, juga terjadi peningkatan jumlah sampah yang masuk TPA Manggar Balikpapan.

Di mana pada 2021 lalu, jumlah sampah yang masuk rata-rata 370 ton per hari.Sedangkan pada 2022 ini, jumlah sampah yang masuk bisa mencapai 400-450 ton perhari.

“Oleh karena itu, seiring dengan pemindahan IKN, Pemkot Balikpapan berusaha mengurangi jumlah sampah yang masuk ke TPA Sampah Manggar,” paparnya.

Haryanto menjelaskan, UPTD TPA Manggar telah melakukan pembahasan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) terkait penggunaan teknologi sebagai solusi mengurangi tumpukan sampah di TPA Sampah Manggar.

“Artinya, sampah yang datang tidak akan langsung masuk ke zona sanitary landfield, melainkan dikelola terlebih dulu agar residu sampah yang masuk ke sanitary landfield ditarget hanya 40-50 ton perhari,” ungkapnya.

Hal tersebut sebagai upaya agar usia penggunaan TPA Sampah Manggar bisa lebih panjang, minimal bisa mencapai 15 tahun lagi.

Selain itu, berbagai kegiatan di TPA Sampah Manggar yang sudah berjalan antara lain, memanfaatkan tumpukan sampah sebagai sumber gas metan yang disalurkan ke 305 kepala keluarga untuk memasak.
Gas metan juga dimanfaatkan UPTD sebagai sumber listrik khususnya penerangan di zona sanitary landfield.

Kemudian memanfaatkan sampah organik sebagai bahan pembuatan pupuk kompos. Terbaru, kerja sama dengan PT PLN untuk memproduksi bahan bakar jumputan padat atau pelet dan cacahan kayu yang akan digunakan sebagai bahan bakar pengganti batu bara di PLTU Teluk Balikpapan.

Dijelaskan, TPA Sampah Manggar Balikpapan memiliki luas 49,89 hektare, dan 7 zona sanitary landfield (penumpukan sampah).

Dimana untuk zona 1-5 saat ini kondisinya sudah penuh dan tidak aktif lagi. Sementara untuk zona 6 yang saat ini sedang digunakan telah terisi 60-70 persen sampah dan akan segera penuh.

Adapun zona 7 masih stand by, dan menurut perhitungan pada 2026, TPA Sampah Manggar Balikpapan tidak akan mampu lagi menampung sampah yang ada di Balikpapan.

Share.
Leave A Reply