Balikpapan Genjot Proyek Air Baku, Hadapi Kendala Kewenangan dan Pembiayaan

Balikpapan, Gerbangkaltim.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan saat ini terus mengupayakan percepatan penyediaan air baku untuk menjawab kebutuhan masyarakat, meski harus menghadapi berbagai tantangan, mulai dari kewenangan, pembebasan lahan, hingga persoalan pembiayaan proyek besar.
Kepala Bappeda Litbang Kota Balikpapan, Murni menjelaskan, dinamika anggaran dan proses administrasi menjadi tantangan dalam pengembangan proyek air baku di Kota Balikpapan, khususnya di wilayah Aji Raden, Balikpapan Timur.
“Untuk Aji Raden, saat ini sedang berproses di pemerintah provinsi untuk mendapatkan pelimpahan kewenangan. Dulu sudah dibebaskan tapi ada jangka waktunya, dan itu sudahhabhs sehingga prosesnya harus diulang dari awal,” ungkap Murni dalam keterangannya, Senin (22/9/2025).
Menurutnya, Pemkot Balikpapan telah mengalokasikan anggaran untuk penyelesaian pembebasan lahan. Namun, proses baru bisa dilanjutkan setelah pelimpahan kewenangan dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur diselesaikan.
Proyek SPAM Sepaku Semoi Butuh Dana Rp3,7 Triliun
Sementara itu, proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Sepaku Semoi yang ditangani melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) juga menghadapi tantangan besar dari sisi pembiayaan.
“Total kebutuhan anggaran mencapai Rp3,7 triliun. Rinciannya, Rp1,7 triliun untuk sisi hulu, dan Rp1,9 triliun untuk hilir. Belum termasuk biaya IJP dan PPM yang mencapai Rp9,5 triliun dalam jangka waktu 30 tahun,” papar Murni.
Ia menambahkan bahwa Pemerintah Kota berupaya agar pembiayaan sisi hulu bisa ditanggung oleh Pemerintah Provinsi, mengingat keterbatasan fiskal daerah.
“Pemerintah pusat sudah siapkan sebagian. Tapi masih banyak pihak yang belum sepakat karena nilai investasinya sangat besar,” jelasnya.
Air Sepaku Semoi Bukan untuk Langsung Diminum
Murni menegaskan bahwa air dari Sepaku Semoi nantinya merupakan air bersih, bukan air siap minum. Ini karena sistem pengolahan belum dirancang untuk menghasilkan air minum langsung.
“Distribusinya dari transmisi hingga ke pelanggan masih harus kita siapkan. Namun jika selesai, air ini bisa dimanfaatkan oleh warga mulai tahun 2028,” ujarnya.
Sungai Wai Belum Optimal, Alternatif Disalinasi Dihadang Kendala Teknis
Sumber alternatif lain seperti Sumgai Wai belum dapat dimaksimalkan karena kompleksitas kepemilikan lahan dan perubahan titik lokasi. Selain itu, opsi desalinasi air laut juga belum bisa direalisasikan dalam waktu dekat.
“Desalinasi kami targetkan bisa mulai 2026-2027, tapi ada beberapa kendala teknis yang perlu diselesaikan,” ungkap Murni.
Ia menyebut, kebutuhan air bersih Kota Balikpapan saat ini defisit hampir 1.000 liter per detik. Dengan kapasitas Sepaku Semoi yang mencapai 1.000 liter per detik, pasokan air diperkirakan cukup untuk 3–4 tahun ke depan. Setelah itu, Pemkot harus kembali menyiapkan sumber baru.
“Kami tidak ingin memberikan janji palsu ke masyarakat. Tapi kami berkomitmen maksimal untuk mempercepat penyediaan air baku demi kesejahteraan warga,” tutup Murni.
BACA JUGA