BI Suntik Likuiditas Rp800 Triliun, Perry Warjiyo: Kenapa Belum Mengalir ke Sektor Riil?

BI
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo

Jakarta, Gerbangkaltim.com – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyoroti lambatnya penyaluran kredit ke sektor riil meskipun BI telah menyuntikkan likuiditas besar ke sistem perbankan. Total likuiditas yang telah dikucurkan mencapai Rp800 triliun.

Menurut Perry, BI telah menjalankan berbagai kebijakan untuk memastikan likuiditas di sektor keuangan tercukupi. Namun, ia mempertanyakan mengapa dana tersebut belum tersalurkan optimal ke sektor riil.

“Kami sudah kucurkan Rp800 triliun ke perbankan. Pemerintah juga menambah Rp200 triliun. Jadi kenapa likuiditas ini belum mengalir ke sektor riil?” ujarnya, Senin, (29/9/2025).

Perry menjelaskan, BI telah menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) sebanyak enam kali hingga ke level terendah. Selain itu, likuiditas juga diperkuat melalui penurunan SRBI, pembelian Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp217 triliun, serta insentif likuiditas mencapai Rp308 triliun.

Namun, menurutnya, suku bunga kredit belum ikut turun sejalan dengan penurunan suku bunga pasar dan imbal hasil SBN. Ia menyoroti masih tingginya suku bunga deposito sebagai salah satu penyebab.

“Suku bunga pasar uang sudah turun, yield SBN juga turun, tapi kenapa bunga deposito masih tinggi? Di BI cuma 3,75 persen, masa mau ditaruh lagi di BI?” tegasnya.

Ia menekankan pentingnya sinergi antara BI, perbankan, dan pemerintah untuk memastikan aliran dana dari sektor keuangan dapat sampai ke sektor riil.

Perry juga menyambut baik rencana pemerintah mempercepat realisasi anggaran karena dapat langsung menyentuh sektor produktif.

“Kalau special rate bisa turun, cost of funding juga bisa turun. Artinya bunga deposito turun, lending rate juga ikut turun. Harapannya, dana yang sudah kita alirkan bisa sampai ke sektor riil,” pungkas Perry.

Tinggalkan Komentar