BPJS Kesehatan Perluas Kolaborasi Akademik untuk Perkuat Ketahanan Pembiayaan JKN

BPJS kesehatan
BPJS Kesehatan memperkuat kolaborasi dengan perguruan tinggi guna meningkatkan kualitas pemodelan aktuaria sebagai fondasi kebijakan berbasis data dalam menjaga keberlanjutan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Rabu (17/12/2025).

Jakarta, Gerbangkaltim.com — BPJS Kesehatan memperkuat kolaborasi dengan perguruan tinggi guna meningkatkan kualitas pemodelan aktuaria sebagai fondasi kebijakan berbasis data dalam menjaga keberlanjutan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Upaya tersebut diwujudkan melalui Puncak Grand Final Lomba Pemodelan Aktuaria Tahun 2025 yang mempertemukan praktisi, regulator, dan akademisi.

Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti, mengatakan cakupan kepesertaan JKN yang telah menjangkau lebih dari 284,11 juta jiwa—atau melampaui 98 persen populasi Indonesia—harus diimbangi dengan pengelolaan keuangan yang semakin presisi dan berbasis analisis mendalam.

“Skala Program JKN yang besar membawa tantangan yang juga semakin kompleks. Peningkatan pemanfaatan layanan, perubahan profil penyakit, dan dinamika kebutuhan pembiayaan menuntut analisis aktuaria yang kuat dan berkelanjutan,” ujar Ghufron dalam keterangannya di Jakarta.

Menurutnya, data yang dikelola BPJS Kesehatan tidak semata menjadi catatan administratif, melainkan aset strategis untuk menghasilkan kebijakan yang evidence-based. Pemodelan aktuaria, lanjut Ghufron, berperan penting dalam memperkirakan risiko, menilai kecukupan dana, serta memberikan arah kebijakan agar ketahanan finansial JKN tetap terjaga.

Melalui lomba tersebut, BPJS Kesehatan mendorong keterhubungan antara pengembangan ilmu aktuaria di perguruan tinggi dengan kebutuhan riil pengelolaan jaminan sosial kesehatan. “Kami ingin ide-ide pemodelan dari kampus tidak berhenti di ruang akademik, tetapi dapat dikembangkan bersama untuk memperkuat Dana Jaminan Sosial,” katanya.

Ghufron juga menyampaikan apresiasi kepada para peserta, dosen pembimbing, dewan juri, serta pemangku kepentingan yang terlibat, termasuk Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kementerian Keuangan, dan Kementerian PPN/Bappenas. Ia menilai kolaborasi lintas sektor menjadi kunci agar pengembangan ilmu aktuaria tetap relevan dan aplikatif.

“Sebanyak 47 karya dari 27 perguruan tinggi—mulai jenjang S1 hingga S3—ikut berpartisipasi. Seluruh karya terpilih akan kami tindaklanjuti untuk pengembangan lebih lanjut. Ini menjadi awal kemitraan berkelanjutan dengan dunia akademik dalam merumuskan rekomendasi kebijakan, terutama terkait keberlanjutan pembiayaan, kepatuhan peserta, dan pengelolaan risiko JKN,” tutur Ghufron.

Sementara itu, Anggota DJSN Nikodemus Beriman Purba menilai pemodelan aktuaria merupakan instrumen krusial untuk menjawab tantangan JKN yang bersifat multidimensi. Menurutnya, persoalan JKN tidak hanya berkaitan dengan aspek finansial, tetapi juga kebijakan publik dan keadilan sosial.

“Saat ini masih terdapat ketidakseimbangan antara iuran dan beban klaim yang tercermin dari rasio yang belum ideal. Selain itu, meningkatnya prevalensi penyakit katastropik turut menekan pembiayaan,” jelas Nikodemus. Ia menekankan pentingnya penguatan upaya promotif dan preventif melalui penerapan pola hidup sehat di masyarakat.

Nikodemus menambahkan, pengelolaan JKN tidak dapat bertumpu pada satu asumsi tunggal. “Diperlukan pemodelan aktuaria multi-skenario agar berbagai risiko di masa depan dapat diantisipasi. Hasil kajian dari lomba ini diharapkan menjadi masukan strategis bagi BPJS Kesehatan dalam menyusun arah kebijakan,” ujarnya.

Adapun pemenang Grand Final Lomba Pemodelan Aktuaria Tahun 2025 adalah sebagai berikut:

Jenjang S1

Juara I: Universitas Gadjah Mada
Juara II: Universitas Katolik Parahyangan
Juara III: Universitas Indonesia

Harapan I: Universitas Indonesia
Harapan II: Institut Teknologi Kalimantan

Jenjang S2

Juara I: Institut Teknologi Bandung
Juara II: Universitas Hasanuddin
Juara III: IPB University

Jenjang S3

Juara I: Universitas Gadjah Mada
Juara II: Universitas Gadjah Mada

Melalui inisiatif ini, BPJS Kesehatan berharap penguatan pemodelan aktuaria dapat menjadi landasan penting dalam menjaga kesinambungan Program JKN di tengah dinamika kebutuhan kesehatan nasional.

Tinggalkan Komentar