Dari Balik Tembok Lapas, Warga Binaan Banjarmasin Tempa Kemandirian Lewat Workshop Perbengkelan dan Mebel
Banjarmasin, Gerbangkaltim.com — Denting palu yang berpadu dengan suara gergaji terdengar dari area workshop Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banjarmasin, Rabu (24/12/2025).
Di ruang sederhana itu, warga binaan sibuk mengolah kayu menjadi kursi, rak sepatu, hingga aksesori dekoratif sepeda motor. Bagi mereka, aktivitas ini bukan sekadar mengisi waktu, melainkan langkah nyata menyiapkan masa depan.
Melalui Workshop Perbengkelan dan Mebel, Lapas Banjarmasin terus memperkuat pembinaan kemandirian warga binaan. Program ini dirancang sebagai pembinaan kerja berbasis keterampilan, dengan fokus pada praktik langsung yang bernilai ekonomis dan aplikatif setelah bebas nanti.
Petugas Pembinaan Kegiatan Kerja, Alfi menjelaskan, workshop tersebut bukan sekadar pelatihan formal, tetapi proses pembentukan keahlian yang berkelanjutan.
“Kami ingin warga binaan benar-benar memiliki keterampilan nyata. Mereka belajar dari dasar pertukangan, cara menggunakan alat dengan aman, hingga proses finishing produk. Targetnya, setelah kembali ke masyarakat, mereka bisa bekerja atau bahkan membuka usaha sendiri,” ujar Alfi.
Hasilnya mulai terlihat. Produk-produk yang dihasilkan menunjukkan kerapian dan fungsi yang layak pakai. Lebih dari itu, workshop ini turut membangun kepercayaan diri warga binaan.
Salah satunya Reza, warga binaan yang sebelumnya tidak memiliki latar belakang pertukangan. Kini, ia mampu membuat kursi dan rak sepatu secara mandiri.
“Awalnya saya tidak bisa sama sekali. Sekarang sudah bisa membuat furnitur sendiri. Kegiatan ini sangat membantu dan membuat saya lebih percaya diri untuk hidup mandiri setelah keluar dari lapas,” ungkap Reza.
Kepala Lapas Kelas IIA Banjarmasin, Akhmad Herriansyah menegaskan, pembinaan kemandirian merupakan pilar penting dalam sistem pemasyarakatan modern. Menurutnya, lapas tidak hanya berfungsi sebagai tempat menjalani pidana, tetapi juga sebagai ruang pembinaan yang memberi harapan.
“Workshop perbengkelan dan mebel ini adalah bentuk komitmen kami untuk membekali warga binaan dengan keterampilan, etos kerja, dan mental yang siap kembali ke masyarakat. Kami ingin mereka keluar sebagai pribadi yang lebih baik, produktif, dan mandiri,” tegas Akhmad Herriansyah.
Ia juga menyampaikan bahwa kualitas hasil karya warga binaan terus meningkat dan memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi produk bernilai jual, baik melalui kerja sama maupun pemasaran yang lebih luas.
Melalui workshop ini, Lapas Banjarmasin membuktikan bahwa pembinaan yang tepat mampu mengubah keterbatasan menjadi peluang. Dari balik jeruji, warga binaan tidak hanya belajar membuat furnitur, tetapi juga membangun harapan menyusun masa depan yang lebih bermakna dan mandiri saat kembali ke tengah masyarakat.
BACA JUGA
