Dekranas Expo 2025 Resmi Dibuka, Kabupaten Deiyai Tampilkan Noken Anggrek

Balikpapan, Gerbangkaltim.com -Ketua Umum Dekranas yang juga Isteri Wapres Selvi Gibran Rakabuming Raka membuka secara resmi Dekranas Expo 2025 sebagai rangkaian kegiatan Acara Syukuran HUT Ke 45 Dekranas di Kota Balikpapan yang berlangsung sejak 9-11 Juli 2025 mendatang.
Pembukaan secara resmi dilakukan dengan pengguntingan untaian Melati yang dilakukan langsung Ketua Umum Dekranas Selvi Gibran Rakabuming Raka, didampingi Ketua Harian Dekranas Tri Tito Karnavian, Ketua Dekranasda Prov Kaltim Syarifah Suraidah Rudy Mas’ud dan Ketua Dekranasda Kota Balikpapan Nurlena Rahmad Mas’ud, Rabu (9/7/2025).
Usai membuka secara resmi, rombongan Ketua Umum Dekranas Selvi Gibran Rakabuming Raka melanjutkan dengan merajut manik-manik khas Kaltim dan membatik menggunakan canting batik.
Selanjutnya, rombongan juga melihat sejumlah stand yang dalam kegiatan pameran Dekranas Expo 2025. Dimana dalam expo ini ada sebanyak 170 pelaku umkm dari 38 provinsi dan 514 kabupaten dan Kota Se Indonesia yang berpartisipasi mengikuti kegiatan.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 94 peserta merupakan pelaku UMKM lokal dari Balikpapan, dengan rincian 80 UMKM sektor kuliner olahan dan 14 pelaku sektor kerajinan.
Salah satu stand yang menampilkan kerajinan khasnya adalah, Kabupaten Deiyai Provinsi Papua Tengah. Dimana rombongan Dekranasda Kabupaten Deiyai ini dipimpin langsung oleh Ketua Dekranasda Deiyai, Ny Fransina Rumbiak Mote yang juga isteri Bupati Kabupaten Deiyai, Melkianus Mote.
Ketua Dekranasda Deiyai, Ny Fransina Rumbiak Mote mengatakan, dalam mengikuti pameran Dekranas di Kota Balikpapan ini, ia membawa rombongan sebanyak 16 orang yang menampilkan kerajinan noken atau tas tradisional khas Papua yang terbuat dari serat kulit kayu dan sebagian juga menggunakan serat batang anggrek.
“Jadi yang kami pamerkan ini khusus dari Kabupaten Deiyai yakni Noken Anggrek, dimana noken ini dari anggarek yang dibawa masyarakat kemudian dikuliti, kemudian dikeringkan dan warnanya akan berubah menjadi kuning,” ujarnya.
Setelah bahanya sudah siap, katanya, maka dimulailah melakukan perajutan untuk membuat noken, selain menggunakan bahan anggrek, noken ini juga bisa dibuat dari kulit kayu.
“Kami tidak menggunakan bahan pewarna dan pengawet, semuanya dibuat secara alami, begitu juga dirajutnya dengan menggunakan tangan atau hand made, selain itu rajutan ini juga bisa dibuat untuk baju, gendongan anak khas suku mee,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Fransina juga menerangkan bahwa bahan baku noken anggrek dan kulit kayu ini juga digunakan menjadi bos cantik, bando, ikat pinggan, topi dan lainnya.
“Harga noken anggrek sendiri bernilai tinggi, untuk tas ukuran kecil dijual seharga Rp 5 Juta dan untuk yang besar bisa berharga hingga mencapai Rp15 juta,” tutupnya.
BACA JUGA