Di Sudut Kecil Lapas Banjarmasin, Anak-Anak Menemukan Dunia Lewat Buku

Lapas Banjarmasin
Perpustakaan Lapas Kelas IIA Banjarmasin kembali menghadirkan program literasi ini untuk anak-anak pengunjung yang datang bersama keluarga warga binaan pemasyarakatan (WBP). Selasa (23/12/1025).

Balikpapan, Gerbangkaltim.com – Suasana area kunjungan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banjarmasin siang itu terasa berbeda. Di antara deretan kursi tunggu dan pelukan rindu keluarga, sekelompok anak duduk bersila, larut dalam cerita bergambar yang terbuka di pangkuan mereka.

Tawa kecil sesekali terdengar. Di sudut itulah Arco Baca Ramah Anak hadir, membuka jendela dunia di tengah ruang yang selama ini identik dengan tembok tinggi dan jeruji besi.

Perpustakaan Lapas Banjarmasin kembali menghadirkan program literasi ini untuk anak-anak pengunjung yang datang bersama keluarga warga binaan pemasyarakatan (WBP).

Rak-rak kecil berisi buku cerita, dongeng, dan bacaan edukatif menjadi magnet tersendiri. Anak-anak bebas memilih, membuka halaman demi halaman, dan tenggelam dalam imajinasi mereka.

Bagi para orang tua, pemandangan tersebut menghadirkan rasa haru tersendiri. Salah seorang WBP mengaku tak menyangka kunjungan ke lapas bisa menjadi momen belajar bagi anaknya.

“Biasanya anak cepat bosan kalau berkunjung. Tapi sekarang dia asyik membaca buku. Pulangnya malah cerita tentang tokoh di buku yang dibacanya,” tuturnya sambil tersenyum.

Program Arco Baca Ramah Anak tidak sekadar menghadirkan buku, tetapi juga suasana. Area kunjungan yang biasanya riuh berubah menjadi lebih tenang dan hangat. Membaca diperkenalkan dengan cara sederhana dan menyenangkan tanpa paksaan, tanpa jarak.

Kepala Lapas Kelas IIA Banjarmasin, Akhmad Herriansyah menyebutkan, kegiatan ini merupakan bagian dari upaya menghadirkan wajah pemasyarakatan yang lebih manusiawi.

“Kami ingin anak-anak yang datang ke lapas tetap mendapatkan pengalaman positif. Kunjungan bukan hanya tentang bertemu orang tua atau keluarga, tetapi juga menjadi ruang belajar yang ramah dan mendidik,” ujarnya.

Menurut Herriansyah, literasi sejak usia dini menjadi investasi jangka panjang. Di lingkungan yang terbatas sekalipun, anak-anak tetap berhak mendapatkan ruang tumbuh yang sehat dan bermakna.

Di balik tembok pembinaan, halaman-halaman buku terus dibuka. Cerita demi cerita dibaca perlahan. Di sudut kecil Lapas Banjarmasin, Arco Baca Ramah Anak menjadi pengingat bahwa harapan dapat tumbuh di mana saja bahkan dari sebuah buku yang dibaca dalam pelukan keluarga.

Tinggalkan Komentar