Disdag Balikpapan Gelar Layanan Jumat untuk UMKM: Branding & Pemasaran Jadi Fokus Utama

Balikpapan, Gerbangkaltim.com — Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Balikpapan memperkuat komitmen mendukung Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan menyediakan layanan rutin setiap hari Jumat. Layanan ini difokuskan pada pembinaan aspek branding, kemasan, dan akses pemasaran yang lebih luas.
“Kami hadir sebagai mitra aktif agar produk lokal Balikpapan tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga punya daya saing di pasar lokal, nasional, bahkan internasional,” ujar, Kepala Disdag Balikpapan, Haemusri Umar, Selasa (16/9/2025).
Waktu & Mekanisme Layanan
Setiap Jumat, mulai pukul 08.00 hingga 11.30 WITA, pelaku UMKM dapat mendatangi langsung kantor Disdag. Di sana mereka akan dibimbing perihal:
Desain kemasan yang menarik dan sesuai standar pasar,
Branding produk agar mencerminkan nilai lokal dan unik,
Strategi pemasaran, termasuk cara memasuki pasar hotel, restoran, tempat hiburan (horeca), dan potensi marketplace.
Sinergi Pemerintah: Hulu ke Hilir
Haemusri menjelaskan bahwa pengembangan UMKM di Balikpapan dilakukan secara lintas dinas. Bila Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindustrian (DKUMKMP) menangani pembinaan hulu — seperti pelatihan dasar, perizinan, dan sertifikasi — maka Disdag fokus ke hilir: akses pasar dan pemasaran.
Kerja sama ini diharapkan mampu memuluskan jalan UMKM lokal untuk “naik kelas” dan menembus pasar nasional atau ekspor.
Data UMKM dan Potensi Ekspor
Berdasarkan data paling baru, jumlah UMKM yang terdaftar di Balikpapan mencapai sekitar 87.000 unit, dengan sedikitnya 25 di antaranya yang dinyatakan siap ekspor.
DKUMKMP Balikpapan tahun 2025 menganggarkan Rp 8 miliar untuk mendukung UMKM dalam berbagai sektor usaha.
Sektor usaha UMKM di Balikpapan masih didominasi kuliner dan kerajinan/kriya. Pelatihan telah diberikan kepada lebih dari 27.000 UMKM dalam periode beberapa tahun terakhir.
Produk unggulan yang disebut-sebut mampu menembus pasar internasional termasuk kopi dan kayu bajakah yang diolah menjadi parfum, walau belum ada data publik terpercaya mengenai volume ekspor dan negara tujuan spesifik untuk produk-produk ini.
Hambatan & Tantangan
Haemusri mengakui bahwa masih banyak pelaku UMKM yang belum memenuhi standar administratif dan sertifikasi, seperti izin kesehatan, sertifikasi halal, pendaftaran merek, atau label informasi gizi. Tanpa kelengkapan tersebut, produk sulit diterima di hotel, restoran, bahkan ekspor.
Selain itu, aspek desain kemasan dan branding sering kali masih dipandang sebagai paruh bawahan, bukan sebagai strategi bisnis utama.
Harapan & Target
Dengan layanan rutin Jumat ini, Disdag berharap terjadi:
1. Peningkatan kualitas produk UMKM—dari kemasan, merek, hingga standar mutu.
2. Meluasnya akses pasar ke sektor perhotelan, resto, hiburan, dan marketplace.
3. Lebih banyak UMKM Balikpapan yang “naik kelas” menjadi eksportir atau setidaknya penjual skala nasional.
Jika semua berjalan sesuai rencana, UMKM yang tadinya sebagian besar bergerak lokal bisa menjadi motor pertumbuhan ekonomi Balikpapan, bukan cuma sebagai penyedia barang, tapi sebagai produk berkualitas dan bernilai tambah.
BACA JUGA