Dispusip PPU Ajak Warga Tiru Budaya Baca Jepang

PENAJAM – Budaya membaca yang kuat di Jepang menjadi inspirasi Dinas Perpustakaan dan Arsip (Dispusip) Penajam Paser Utara (PPU) dalam menggerakkan literasi lokal. Di negeri sakura, buku dan manga hadir di mana-mana dari kereta bawah tanah hingga kedai kopi menunjukkan bahwa membaca telah menjadi bagian dari keseharian masyarakat.
Sekretaris Dispusip PPU, Aswar Bakri, menjelaskan bahwa budaya membaca di Jepang tumbuh dari kebiasaan kecil yang terus dibina.
“Kalau kita mau ambil contohnya Jepang, mereka sangat maju. Manga tersedia di mana-mana dan menjadi media masuk untuk membangun budaya baca,” ungkapnya Senin, 28 Juli 2025.
Ia mengatakan dalam memahami dua hal mendasar dalam literasi: minat baca dan daya baca. Minat baca adalah motivasi internal yang mendorong seseorang membaca secara sukarela, sementara daya baca berkaitan dengan kemampuan serta akses terhadap bahan bacaan.
BACA JUGA:
“Budaya baca tidak bisa instan. Ia dimulai dari kebiasaan, lalu berkembang jadi kebutuhan. Kalau tidak ada yang dibaca, minat pun sulit tumbuh. Maka penting untuk menyediakan bahan bacaan yang menarik dan mudah diakses,” jelas Aswar.
Menurutnya, meskipun dianggap sebagai bentuk literasi yang paling tradisional, aktivitas membaca tetap menjadi fondasi utama dalam membangun kemampuan berpikir kritis dan partisipasi warga dalam isu-isu sosial.
Ia menyebut, dua orang bisa membaca buku yang sama, namun pemahamannya bisa berbeda tergantung pada minat awal. “Kalau membaca tanpa minat, hanya selesai di halaman. Tapi kalau membaca dengan minat, itu bisa menjadi pemahaman yang mengubah cara berpikir,” pungkasnya. (Adv/Diskominfo)
BACA JUGA