D’Jail Band Besutan Karutan Yusuf Mukharom Tampil Memukau di Gebyar UMKM dan Lounching Kredit Paser TUNTAS

PASER, Gerbangkaltim.com – Malam itu, halaman Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) UMKM Paser terasa berbeda. Dentuman musik, sorak penonton, dan sorot lampu sederhana menyatu dengan riuhnya gelaran Gebyar UMKM dan Launching Kredit Paser TUNTAS pada Minggu (24/8/2025). Namun, yang membuat suasana benar-benar hidup bukan sekadar meriahnya acara, melainkan kehadiran sebuah band yang tak biasa: D’Jail Band.

Band ini bukan lahir dari studio musik ternama, melainkan dari ruang-ruang sempit di balik jeruji besi. Mereka adalah warga binaan Rutan Kelas IIB Tanah Grogot, yang tergabung dalam Prison Art Institute—sebuah wadah yang digagas untuk menyalurkan bakat dan kreativitas para penghuni rutan.

“Benar sekali, kali ini kita diundang langsung Dinas Perindagkop untuk ikut memeriahkan Gebyar UMKM. Saya rasa ini sangat positif, sekaligus menjadi ruang bagi program pembinaan kita agar dikenal luas,” tutur Yusuf Mukharom, Kepala Rutan Tanah Grogot yang menjadi inisiator lahirnya D’Jail Band.

Nada yang Mengalun, Harapan yang Menyala

Ketika jemari mereka menekan senar gitar dan palu drum menghentak, tak ada yang mengira para personel band ini sedang menjalani masa hukuman. Mereka tampak bebas mengekspresikan diri, seolah musik menjadi jalan keluar dari sunyi dan penyesalan.

D’Jail Band membawakan beberapa lagu populer masa kini, diselingi lagu perjuangan yang membuat suasana semakin khidmat. Denting nada itu bukan hanya hiburan, melainkan pesan: bahwa kreativitas bisa tumbuh di mana saja, bahkan dari balik dinding penjara.

Tak mau kalah, Karutan Yusuf sendiri ikut naik ke panggung. Suaranya menyatu dengan band binaannya, mengundang riuh tepuk tangan ratusan warga yang hadir. “Ini bentuk dukungan nyata kami terhadap UMKM sekaligus memperlihatkan sisi lain warga binaan. Mereka juga manusia, dengan bakat, dengan asa,” ujarnya.

UMKM, Jeruji, dan Jalan Pulang

Tak hanya musik, Yusuf memanfaatkan momen ini untuk memperkenalkan produk unggulan karya warga binaan. Ada Amplang Tengwa yang gurih, Bakpia Rutaro dengan rasa manis lembut, serta aneka gelang dan kalung manik-manik yang dibuat dengan telaten. Semua ditampilkan sejajar dengan produk-produk UMKM Paser lainnya.

“UMKM adalah nadi ekonomi masyarakat. Konsistensi mereka sejalan dengan Asta Cita yang dicanangkan pemerintah. Rutan Tanah Grogot akan selalu mendukung gerakan ini,” tambah Yusuf, penuh keyakinan.

Kepala Disperindagkop Paser yang turut hadir pun memberikan apresiasi. Ia mengangkat topi, bukan hanya untuk kreativitas warga binaan, tetapi juga untuk keberanian Rutan Tanah Grogot menampilkan karya dan talenta dari balik jeruji ke tengah masyarakat.

Musik yang Membuka Ruang Baru

D’Jail Band menutup penampilan dengan tepuk tangan panjang penonton. Di wajah para personelnya, terselip senyum yang jarang terlihat—senyum yang lahir dari rasa dihargai. Bagi mereka, musik bukan sekadar hiburan, melainkan terapi jiwa, sekaligus jendela kecil menuju kehidupan yang lebih baik.

Di Tanah Grogot malam itu, denting gitar dari personel D’Jail Band seolah menyampaikan pesan sederhana: kesalahan masa lalu bukanlah akhir. Selalu ada nada baru, ada kesempatan untuk memulai lagi. (**)

Tinggalkan Komentar