DLH Balikpapan Ingin Kembangkan SMA Mangrove dan SMA Hutan Tropis

Balikpapan, Gerbangkaltim.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan berkeinginan untuk mengembangkan SMA Negeri 8 Balikpapan Barat sebagai SMA Mangrove dan SMA Negeri 9 Balikpapan Utara sebagai SMA Hutan Tropis.
Kepala Bidang Tata Lingkungan dan Perlindungan Sumber Daya Alam DLH Kota Balikpapan, Arrizal Rahman mengatakan, Pemkot Balikpapan saat dipimpin Wali Kota Balikpapan Imdaad Hamid (alm) telah menenatapkan dua SMA khusus yakni SMA Negeri 8 Balikpapan Barat sebagai SMA Mangrove dan SMA Negeri 9 Balikpapan Utara sebagai SMA Hutan Tropis.
“Kita ingin kedua SMA tersebut, kambali memfokuskan diri untuk bisa membentuk karakternya sebagai SMA Mangrove dan Hutan Tropis,” ujarnya, Kamis (19/6/2025).
Dikatakannya, SMA Negeri 8 Balikpapan memiliki hutan mangrove yang unik di belakang sekolahnya, menjadikannya sekolah menengah atas satu-satunya di Indonesia yang memiliki hutan mangrove sendiri sebagai bagian dari sekolah.
“Hutan mangrove ini telah ditetapkan sebagai Kawasan Konservasi Mangrove di Balikpapan sejak tahun 2008,” jelasnya.
Hutan mangrove di SMA Negeri 8 Balikpapan memiliki luas sekitar 23,8 hektar dan terletak di Kelurahan Margomulyo, Gunung Empat, Balikpapan. Hutan ini berbatasan langsung dengan hutan mangrove kota.
“Kondisi lahannya yang sehat memungkinkan berbagai jenis satwa, seperti bekantan dan berbagai jenis burung, untuk tinggal di sana. Selain itu, terdapat 8 jenis mangrove yang berfungsi sebagai penahan abrasi,” ucapnya.
Hutan mangrove ini juga menjadi tempat pendidikan dan konservasi bagi siswa-siswi SMA Negeri 8 Balikpapan. Mereka terlibat dalam berbagai kegiatan konservasi dan penelitian terkait ekosistem mangrove.
Sedangkan untuk, SMA Negeri 9 sebagai SMA Hutan Tropis, katanya, berkaitan erat dengan keberadaan Kabun Raya Balikpapan (KRB).
KRB adalah sebuah kawasan konservasi tumbuhan yang terletak di dalam kawasan Hutan Lindung Sungai Wain, Balikpapan, Kalimantan Timur. Fungsinya meliputi konservasi ex-situ (pelestarian di luar habitat alami), wisata alam, pendidikan, dan penelitian.
“Kebun Raya memiliki lebih dari 1.200 spesies tanaman, termasuk tanaman khas Kalimantan seperti meranti, ulin, keruing, bengkirai, dan gaharu,” tutupnya.
BACA JUGA