DLH Edukasi dan Pemilahan dari Rumah

PENAJAM – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) terus mendorong pengaktifan kembali peran bank sampah sebagai solusi pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Upaya ini dilakukan lewat edukasi berkelanjutan agar masyarakat terbiasa memilah sampah dari rumah.
Kepala DLH PPU, Safwana, menyebutkan bahwa bank sampah memiliki peran strategis dalam pengurangan sampah dari sumbernya. Namun, keberlanjutan program sering terganggu akibat pergantian kepengurusan tanpa kesinambungan pola kerja.
“Kinerja bank sampah sering menurun saat pengurus baru tidak melanjutkan program sebelumnya. Maka kami fokus pada edukasi agar masyarakat tetap memilah sampah meski terjadi pergantian pengelola,” ujarnya.
Meski tidak terlibat langsung dalam operasional, DLH berperan sebagai pembina dan pengawas melalui bank sampah induk yang terintegrasi dengan Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R tingkat kabupaten. Bank sampah unit di kelurahan atau desa berfungsi memilah sampah kering dan basah, yang kemudian disalurkan ke bank induk atau pengepul.
“Kalau ada penumpukan plastik di unit, mereka kontak kami untuk dijemput. Tapi tugas memilah tetap di tangan mereka,” jelas Safwana.
BACA JUGA:
Jenis sampah yang memiliki nilai jual seperti kardus, botol plastik, dan logam dikumpulkan untuk dijual. Sementara sisa makanan rumah tangga dimanfaatkan untuk pakan maggot atau bahan kompos organik.
“Bank sampah bertugas memilah. Yang basah bisa untuk maggot, yang kering dijual. Masyarakat mulai diedukasi memilah sejak dari dapur rumah mereka,” tandasnya.
Meski sebagian besar bank sampah unit belum sampai tahap daur ulang atau pengolahan barang jadi, mereka sudah aktif mengedukasi masyarakat dan bahkan membuat kerajinan sederhana dari sampah daur ulang.
DLH PPU menargetkan dalam beberapa tahun ke depan, peran bank sampah tidak lagi sebatas pemilahan, tapi juga masuk ke tahap pengolahan mandiri, terutama di kawasan padat penduduk.
“Kami ingin mereka bisa lebih mandiri, tidak hanya memilah tapi juga mengolah sampah menjadi produk yang bermanfaat,” tutup Safwana. (Adv/Diskominfo)
BACA JUGA