Harga Cabai di Pasar Klandasan Mulai Merangkak Naik, Pedagang Keluhkan Pembeli Menurun
Balikpapan, Gerbangkaltim.com – Harga cabai, khususnya lombok kampung atau cabai rawit, mengalami kenaikan paling signifikan di Pasar Klandasan dalam beberapa pekan terakhir. Kenaikan ini membuat pedagang tertekan, sementara pembeli mulai mengurangi jumlah belanja harian.
Pedagang sayur, Sarini mengungkapkan, kenaikan harga cabai kali ini jauh lebih tinggi dibanding komoditas lain. Ia mencontohkan cabai rawit yang biasa ia jual dengan harga lebih rendah, kini harus dilepas dengan margin tipis karena modal yang sudah melonjak.
“Ada yang dari Sulawesi memang lebih murah. Tapi kalau yang ini datangnya dari Lamaru, jadi modalnya sudah Rp50.000 dua ons,” jelas Sarini, Jum’at (21/11/2025) saat ditemui di Kiosnya di Pasar Klandasan Balikpapan.
Dengan modal setinggi itu, ia terpaksa menjual cabai rawit seharga Rp60.000 untuk dua ons agar tidak merugi.
“Kadang ada yang ambil Rp55.000. Mau bagaimana lagi? Modalnya sudah tinggi,” tambahnya.
Menurut Sarini, kondisi ini membuat pedagang sulit menjual dalam bentuk eceran. Selain cepat layu, risiko kerugian juga besar.
“Kalau kita jual eceran gini nggak bisa, cepat layu. Paling jatuhnya cuma 10 rupiah,” ujarnya.
Ia menyebut kenaikan harga cabai tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan sudah terasa sejak pasokan dari daerah penghasil mulai berkurang.
“Kalau lombok dari Lamaru memang naik terus. Ya 40, naik jadi 50, mungkin karena motor (ongkos angkut) juga,” katanya sambil menunjukkan tumpukan cabai yang kualitasnya semakin sulit dijaga.
Kenaikan yang cepat ini membuat pedagang cukup khawatir, apalagi pembeli mulai mengeluhkan harga.
“Belum apa-apa, orang sudah bilang naik. Makanya ini yang bikin susah, cabai ini paling cepat naik,” keluhnya.
Meski komoditas lain seperti tomat, bawang merah, dan wortel juga mengalami kenaikan, Sarini menegaskan bahwa cabai tetap menjadi yang paling memberatkan karena rentan rusak dan kebutuhan masyarakat yang tinggi.
“Yang berat itu cabai, Pak. Cepat busuk, harganya naik terus, modalnya besar,” ujarnya.
Selain cabai, komoditas lain seperti tomat juga ikut merangkak naik.
“Biasanya Rp13.000 per kilo. Sekarang modalnya saja Rp15.000, jadi terpaksa dijual Rp18.000,” ucapnya.
Kenaikan juga terjadi pada bawang merah dan bawang putih. Menurut Sarini, bawang merah mulai merangkak naik beberapa hari terakhir. Sementara bawang putih dijual di harga Rp45.000 per kilogram.
“Memang beda harga bawang merah dan bawang putih itu, jadi wajar kalau naiknya beda-beda,” tambahnya.
Komoditas yang dianggap paling mencolok kenaikannya adalah cabai merah besar.
“Ini yang mahal betul, Pak. Rp100.000 sekarang. Dulu paling Rp40.000 sampai Rp60.000,” kata Sarini sambil menunjukkan tumpukan cabai merah besar di depan lapaknya.
Kenaikan harga lainnya juga terjadi pada cabai hijau besar.
“Tadinya Rp25.000, sekarang Rp35.000,” ujarnya.
Menurut Sarini, kenaikan harga ini terjadi bertahap dan diperkirakan akan berlanjut.
“Mulai sudah ini. Nanti telur naik, semuanya mulai naik. Orang juga bilang wortel naik,” katanya.
Ia berharap pasokan dari daerah penghasil segera stabil agar harga di tingkat pedagang maupun pembeli bisa kembali normal.
“Makanya orang cepat bilang naik. Belum apa-apa sudah naik terus,” keluhnya.
Kenaikan harga ini membuat pedagang dan pembeli di Pasar Klandasan harus lebih berhati-hati mengatur stok dan kebutuhan harian, sembari menunggu harga kembali stabil.
BACA JUGA
