Kilang Pertamina Balikpapan Masuki Tahap Akhir RDMP, Siap Beroperasi Akhir 2025

Pertamina
Proyek strategis nasional (PSN) Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan dan Lawe-Lawe yang digarap PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB) kini memasuki fase akhir. Kamis (23/10/2025).

Balikpapan, Gerbangkaltim.com — Proyek strategis nasional (PSN) Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan dan Lawe-Lawe yang digarap PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB) kini memasuki fase akhir. Proyek raksasa ini menjadi langkah penting modernisasi kilang Pertamina dalam meningkatkan kapasitas, kualitas, dan kompleksitas pengolahan minyak nasional.

Vice President Legal & Relation PT KPB, Asep Sulaeman, menyebut RDMP Balikpapan kini menuntaskan sebagian besar konstruksi dan mulai beralih ke tahap commissioning serta persiapan start-up unit Residue Fluid Catalytic Cracking (RFCC).

“Proyek RDMP dijalankan dalam tiga lingkup besar: Early Works, Engineering Procurement Construction (EPC) ISBL–OSBL, dan EPC Lawe-Lawe. Seluruh pekerjaan dilakukan secara bertahap dan terintegrasi,” ujar Asep, Kamis (23/10/2025).

Pondasi Kuat dari Pekerjaan Awal

Tahap awal atau Early Works menjadi fondasi utama proyek ini. Sebanyak 16 paket pekerjaan meliputi persiapan lahan, infrastruktur dasar, utilitas sementara, dan fasilitas penunjang konstruksi. Dari jumlah itu, 15 paket telah rampung, sementara satu pekerjaan tambahan berupa modifikasi tangki masih berlangsung paralel.

Pembangunan 39 Unit Baru

Lingkup utama EPC ISBL–OSBL mencakup pembangunan dan pengembangan 39 unit. Terdiri dari 21 unit proses baru, 13 unit utilitas dan fasilitas pendukung, serta 5 unit revamp dari fasilitas lama. Mayoritas unit kini berada dalam tahap uji peralatan dan awal pengoperasian.

Sementara itu, lingkup EPC Lawe-Lawe berfokus memperkuat rantai pasok minyak mentah. Di kawasan ini dibangun dua tangki penyimpanan crude oil masing-masing berkapasitas 1 juta barrel, jaringan pipa transfer line onshore–offshore berdiameter 20 inci, unloading line 52 inci, serta fasilitas Single Point Mooring (SPM) berkapasitas 320.000 DWT.

Tantangan Kompleks di Tengah Operasi Kilang Lama

Asep menegaskan, tantangan utama proyek RDMP bukan hanya skala dan nilai investasinya, tetapi juga tingkat kompleksitasnya. Pekerjaan konstruksi dilakukan berdampingan dengan kilang eksisting yang tetap beroperasi penuh.

“Tim proyek harus bekerja dengan presisi tinggi agar kegiatan pembangunan tidak mengganggu keandalan operasi kilang,” katanya.

Keselamatan Jadi Prioritas Utama

Selain aspek teknis, KPB menempatkan keselamatan kerja sebagai prioritas. Seluruh aktivitas mengacu pada Corporate Life Saving Rules (CLSR) dan standar keselamatan internasional.

“Kami menerapkan prinsip safety first di setiap tahapan pekerjaan, termasuk saat persiapan uji coba peralatan,” tegas Asep.

Capai 96,8 Persen, Menuju Fase Operasi

Hingga pekan ketiga Oktober 2025, progres RDMP Balikpapan telah mencapai 96,80 persen. Sebagian besar pekerjaan fisik rampung dan kini proyek mulai berfokus pada pengujian peralatan sebelum masuk ke fase operasi akhir tahun ini.

“Kami sudah berada di tahap penting menuju fase operasi pada akhir 2025. RDMP Balikpapan menjadi simbol kemandirian energi Indonesia dan kebanggaan karya anak bangsa,” pungkas Asep.

Tinggalkan Komentar