Lapas Banjarmasin Mantapkan Pembinaan Kemandirian Lewat Panen Seledri Hidroponik

Lapas Banjarmasin
Kepala Lapas Kelas IIA Banjarmasin, Akhmad Herriansyah,memanen 200 pot seledri hidroponik yang dibudidayakan warga binaan di kawasan sarana asimilasi dan edukasi selama 45–60 hari. Selasa (18/11/2025).

Banjarmasin, Gerbangkaltim.com — Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banjarmasin kembali menunjukkan komitmennya dalam menghadirkan program pembinaan kemandirian berbasis agrikultur modern. Terbaru, Lapas berhasil memanen 200 pot seledri hidroponik yang dibudidayakan warga binaan di kawasan sarana asimilasi dan edukasi selama 45–60 hari.

Kepala Lapas Kelas IIA Banjarmasin, Akhmad Herriansyah, mengatakan bahwa panen ini merupakan bagian dari program pembinaan yang dirancang secara sistematis dan berkelanjutan. Program tersebut mencakup pengenalan teknik budidaya hidroponik, perawatan tanaman, hingga manajemen hasil panen.

“Warga binaan tidak hanya belajar teknik bertanam. Mereka juga kami latih untuk bekerja disiplin, bertanggung jawab, dan mampu berkolaborasi dalam tim,” ujarnya, Selasa (18/11/2025).

Pemasaran Langsung Tingkatkan Kepercayaan Publik

Hasil panen seledri yang segar dan higienis dipasarkan langsung oleh Lapas kepada pengunjung serta masyarakat sekitar. Model pemasaran terbuka ini dinilai efektif dalam membangun kepercayaan publik sekaligus membuka ruang interaksi positif antara warga binaan dan masyarakat.

Pendapatan dari penjualan produk hidroponik ini kemudian dialokasikan untuk pengembangan program kemandirian berikutnya.

Program Unggulan Pembinaan

Kalapas Banjarmasin menegaskan bahwa budidaya hidroponik merupakan salah satu program unggulan Lapas karena mudah diterapkan, bernilai ekonomi stabil, dan relevan dengan kebutuhan kerja di masyarakat.

“Lapas Banjarmasin berkomitmen untuk terus mengembangkan pembinaan kemandirian. Hidroponik menjadi kegiatan unggulan karena mudah dipelajari dan memberikan nilai ekonomi nyata,” ujarnya.

Pendampingan Intensif dari GIATJA

Apresiasi terhadap keberhasilan panen juga disampaikan jajaran Seksi Kegiatan Kerja (GIATJA). Staf GIATJA, Yoga Primajaya, mengatakan bahwa program hidroponik memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan keterampilan warga binaan.

“Setiap warga binaan yang terlibat menunjukkan perkembangan yang sangat baik, baik dalam keterampilan bertanam maupun etos kerja. Kami berharap kemampuan ini menjadi bekal berharga setelah mereka kembali ke masyarakat,” jelasnya.

Yoga menambahkan bahwa GIATJA terus meningkatkan kualitas pembinaan melalui pelatihan rutin, monitoring hama dan nutrisi, serta penyempurnaan instalasi hidroponik agar produksi lebih optimal. Ke depan, pihaknya menargetkan penanaman varietas lain seperti pakcoy, selada, dan kangkung hidroponik.

Perkuat Ekosistem Agribisnis di Lingkungan Pemasyarakatan

Lapas Banjarmasin menargetkan peningkatan kapasitas produksi serta perbaikan manajemen pemasaran guna memperkuat ekosistem pembinaan berbasis agribisnis. Program ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam menciptakan lingkungan pemasyarakatan yang produktif, mandiri, dan bermanfaat bagi warga binaan maupun masyarakat luas.

Tinggalkan Komentar