Miliki Komoditas Yang Besar, Palu dan Balikpapan Perkuat Kerjasama

Pemkot Balikpapan
Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid melakukan pertukaran cinderamata dengan Wali Kot Balikpapan Dr H Rahmad Mas’ud, SE, ME yang didampingi isteri Hj Nurlena Rahmad Mas’ud, SE, Jumat (30/5/2025).

Balikpapan, Gerbangkaltim.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Palu menyatakan komitmennya untuk memperkuat kerja sama antar wilayah dengan Pemkot Balikpapan, terutama dalam bidang perdagangan, jasa, dan pariwisata. Upaya ini dilakukan karena melihat posisi straregis Kota Balikpapan sebagai pintu gerbang utama IKN.

Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid mengatakan, sebenarnya hubungan kerja sama dengan Kota Balikpapan sudah terbangun sejak lama. Namun, implementasi di lapangan sempat tertunda karena kondisi internal di Kota Palu pasca-bencana gempa dan pandemi COVID-19 yang melanda pada awal masa kepemimpinannya.

“Hubungan kerja sama itu sudah ada. Namun pada periode pertama, kami menghadapi banyak keterbatasan, mulai dari pemulihan pascabencana hingga pandemi. Itu sebabnya program-program kerja sama yang sudah kami rancang belum bisa ditindaklanjuti secara maksimal,” ujarnya, Jumat (30/5/2025).

Prioritaskan perdagangan

Di periode kedua pemerintahannya, Hardianto menambahkan, kerja sama yang sudah dirintis akan ditindaklanjuti dengan lebih serius dan konkret.

“Pada periode ini, kami punya tekad untuk memastikan bahwa kerja sama itu tidak hanya sebatas rencana. Harus nyata, harus berjalan dan bisa dirasakan manfaatnya,” ucapnya.

Hadianto menjelaskan, sektor jasa dan perdagangan menjadi prioritas kerja sama karena Palu memiliki potensi komoditas besar yang dibutuhkan masyarakat Balikpapan dan wilayah sekitar IKN.

“Balikpapan ini penting menuju IKN. Kita tahu hampir 95 persen kebutuhan logistik Kalimantan Timur masih dipasok dari luar. Salah satunya dari Sulawesi Tengah, termasuk Palu,” paparnya.

Komoditas yang selama ini dikirim dari Palu antara lain sayuran, cabai, dan kebutuhan pokok lainnya. Namun, pengiriman selama ini masih dilakukan oleh pengusaha-pengusaha secara individu, belum terkoordinasi oleh pemerintah.
Karena itu, Pemkot Palu ingin menjadikan kerja sama ini sebagai skema yang lebih terstruktur agar pelaku usaha lokal bisa dilibatkan secara menyeluruh dan terlindungi.

“Kalau selama ini pengusaha jalan sendiri-sendiri, kami ingin ke depan kerja sama ini dikelola pemerintah agar bisa mengayomi semua pihak. Dengan begitu, tidak ada lagi monopoli atau permainan harga yang merugikan masyarakat,” jelasnya.

Kerjasama dengan keuntungan ganda

Sementara itu, Wali Kota Balikpapan Dr H Rahmad Mas’ud, SE, ME mengatakan, kerja sama ini akan memberi keuntungan ganda. Di sisi konsumen, masyarakat Balikpapan akan mendapatkan harga yang lebih stabil dan terjangkau. Sedangkan di sisi produsen, para petani di Palu akan mendapatkan kepastian pasar dan harga yang adil.

“Tujuan kita bukan hanya menjaga harga di hilir, tapi juga melindungi petani di hulu. Kalau semua komoditas dikoordinasi lewat kerja sama resmi, maka distribusi bisa lebih rapi dan harga lebih terkendali,” paparnya.

Selain sektor perdagangan, pariwisata juga masuk dalam agenda penguatan kerja sama. Kota Palu dinilai memiliki destinasi wisata bahari dan alam yang potensial untuk dikembangkan bersama Balikpapan, apalagi jaraknya relatif dekat secara geografis.

“Kalau dilihat, Palu itu paling dekat dengan Balikpapan. Tinggal memotong selat. Potensi wisata kami besar, baik bahari maupun alam, dan ini bisa dikembangkan untuk menarik wisatawan dari Kalimantan,” paparnya.

Ciptakan simbiosis ekonomi

Wali Kota Palu juga menyinggung peluang penguatan logistik dua arah, di mana tidak hanya Palu yang memasok ke Balikpapan, tetapi juga bisa menerima pasokan balik sesuai kebutuhan. Hal ini menurutnya akan menciptakan simbiosis ekonomi yang lebih merata antarwilayah.

“Intinya adalah sinergi. Kita ingin saling mengisi dan saling mendukung. Balikpapan sebagai gerbang IKN tentu akan sangat sibuk ke depan. Kami ingin Palu bisa berperan dalam mendukung kebutuhan logistik dan sektor lainnya,” katanya.

Hadianto berharap, dalam beberapa bulan ke depan, akan ada tindak lanjut konkret berupa perjanjian kerja sama resmi antara kedua kota yang mengatur pola distribusi komoditas dan kerja sama destinasi wisata.

“Yang penting adalah eksekusi, bukan hanya MoU. Kami ingin manfaatnya langsung dirasakan masyarakat, baik di Palu maupun di Balikpapan,” tutupnya.

Tinggalkan Komentar