Panen Selada Hidroponik, Lapas Banjarmasin Tanamkan Harapan Baru bagi Warga Binaan

Lapas Banjarmasin
Lapas Kelas IIA Banjarmasin kembali melaksanakan kegiatan panen selada hidroponik sebagai bagian dari program pembinaan kemandirian Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Senin (29/12/2025).

Banjarmasin, Gerbangkaltim.com — Aktivitas panen tak hanya terjadi di sawah atau kebun terbuka. Di balik tembok Lapas Kelas IIA Banjarmasin, harapan baru tumbuh hijau melalui panen selada hidroponik yang kembali dilaksanakan sebagai bagian dari program pembinaan kemandirian Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), Senin (29/12/2025).

Sebanyak 116 pot selada berhasil dipanen dengan total berat mencapai sekitar 30 kilogram. Panen ini menjadi bukti nyata bahwa proses pembinaan di dalam lapas tidak hanya bersifat pembinaan mental, tetapi juga mengarah pada penguatan keterampilan dan kemandirian ekonomi.

Kegiatan panen berlangsung dengan melibatkan langsung para WBP peserta program hidroponik, didampingi oleh Kasi Kegiatan Kerja Lapas Banjarmasin, Hazairin, bersama petugas Giatja, Muttaqin Akbar. Sejak tahap penanaman hingga panen, seluruh proses dikerjakan oleh warga binaan secara berkelanjutan.

Hazairin menjelaskan, program hidroponik selada dirancang sebagai sarana pembelajaran praktis bagi WBP agar memiliki bekal keterampilan yang aplikatif setelah kembali ke tengah masyarakat.

“Melalui kegiatan ini, warga binaan tidak hanya belajar menanam, tetapi juga memahami proses kerja, tanggung jawab, dan nilai kemandirian yang penting untuk kehidupan mereka ke depan,” ujarnya.

Hasil panen selada tersebut kemudian dipasarkan kepada pengunjung maupun tamu yang datang ke Lapas Banjarmasin.

Menariknya, seluruh hasil penjualan akan diputar kembali untuk membeli bibit dan pupuk, sehingga program hidroponik dapat terus berjalan secara mandiri dan berkesinambungan.

Kepala Lapas Kelas IIA Banjarmasin, Akhmad Herriansyah, menegaskan komitmen jajarannya dalam mendukung pembinaan yang produktif dan bernilai positif bagi warga binaan.

“Program ini bukan sekadar soal hasil panen, tetapi tentang membangun karakter. Kerja keras, disiplin, dan rasa tanggung jawab yang ditanamkan menjadi modal penting bagi warga binaan saat kembali ke masyarakat,” tuturnya.

Bagi para WBP, keterlibatan dalam program hidroponik memberi pengalaman berharga. Salah seorang peserta mengaku bangga bisa berkontribusi sejak awal hingga panen.

“Kami merasa dihargai dan dipercaya. Kegiatan ini memberi kami keterampilan baru dan motivasi untuk menjadi pribadi yang lebih mandiri dan bertanggung jawab,” ungkapnya.

Melalui panen selada hidroponik ini, Lapas Banjarmasin menunjukkan bahwa pembinaan yang tepat dapat menumbuhkan harapan, keterampilan, dan semangat perubahan, sekaligus membuka jalan bagi masa depan warga binaan yang lebih baik.

Tinggalkan Komentar