Pemkot Balikpapan Targetkan 50 Persen SPPG Terbangun Tahun 2026
Balikpapan, Gerbangkaltim.com — Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan menargetkan pembangunan 50 persen Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang rampung pada tahun 2026. Target tersebut merupakan bagian dari upaya mendukung efektivitas pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi anak sekolah di Kota Minyak.
Sekretaris Daerah Kota Balikpapan, H. Muhaimin, ST, MT, mengatakan, tantangan utama dalam mempercepat pembangunan SPPG adalah keterbatasan pelaku usaha yang mampu memenuhi persyaratan administrasi dan teknis.
“Yang mendaftar banyak, tapi untuk memenuhi syarat seperti memiliki Sarjana Kesehatan Lingkungan dan Ahli Gizi masih sulit. Padahal minat pelaku usaha cukup tinggi,” ujarnya ditemui usai mengikuti Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Sinergitas Lintas Sektor dalam Efektivitas Program Makan Bergizi Gratis (MBG)” yang digelar di Auditorium Balai Kota Balikpapan, Selasa (11/11/2025).
Ia berharap melalui diskusi dan sosialisasi lintas sektor inj, maka akan semakin banyak pelaku usaha yang tertarik bergabung dan melengkapi persyaratan. Dengan demikian, dari total 65 SPPG yang direncanakan, setidaknya 50 persen dapat terealisasi pada tahun depan.
Namun, Muhaimin tidak menampik bahwa pelaksanaan program MBG di Balikpapan masih menghadapi banyak kendala. Salah satunya adalah biaya rantai pasok pangan yang tinggi akibat ketergantungan pasokan dari luar daerah.
“Telur, sayur, daging, bahkan ayam kita masih impor dari luar. Ini menyebabkan harga pangan naik, sementara standar harga makanan untuk anak sekolah tetap dibatasi,” jelasnya.
Ia menambahkan, peningkatan target SPPG hingga 50 persen juga dikhawatirkan akan berdampak terhadap inflasi lokal.
“Kalau kebutuhan pangan naik, otomatis harga ikut naik. Kita harus memastikan harga Rp12.000 per porsi masih realistis di Balikpapan,” ujarnya.
Selain itu, Muhaimin menyoroti perlunya kesiapan sumber daya manusia (SDM) dan fasilitas pendukung di sekolah. Guru, menurutnya, kini memiliki tambahan tugas dalam memastikan makanan diterima dan dikonsumsi siswa dengan baik.
“Ada jeda waktu antara pengiriman dan jam makan. Kita butuh tempat penyimpanan yang layak agar makanan tetap higienis,” katanya.
Meski masih banyak tantangan, Pemkot Balikpapan tetap optimistis program ini dapat berjalan efektif.
“Program MBG ini sangat penting untuk pemenuhan gizi anak-anak kita. Karena itu, semua pihak harus bersinergi agar target pembangunan SPBG dan pemenuhan gizi masyarakat dapat tercapai,” tegas Muhaimin.
BACA JUGA
