Polda Kaltim Gelar Simulasi Tanggap Bencana Hidrometeorologi

Polda Kaltim
Rumah warga yang digambarkan terjadi ledakan kompor gas yang menyebabkan kebakaran pemukiman, Sabtu (8/12/2025).

Balikpapan, Gerbangkaltim.com – Polda Kalimantan Timur bersama sejumlah stakeholder menggelar simulasi tanggap darurat bencana hidrometeorologi di Kota Balikpapan, Sabtu (8/12/2025).

Latihan besar ini menampilkan penanganan berbagai skenario bencana, mulai dari kebakaran, banjir, pohon tumbang hingga tanah longsor.

Kegiatan diawali dengan upacara yang dipimpin Kapolda Kaltim Irjen Pol Endar Prihantoro, didampingi Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Rudy Rachmat Nugraha serta Wakil Gubernur Kaltim Seno Aji. Hadir pula Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud, jajaran Forkopimda, dan para undangan lainnya.

Sebagai tanda dimulainya simulasi, Kapolda Kaltim bersama Pangdam dan Wakil Gubernur memasangkan rompi kepada para relawan.

Beragam Skenario Bencana Disimulasikan

Simulasi dimulai dengan menggambarkan situasi Kota Balikpapan yang kondusif, sebelum kemudian terjadi insiden ledakan tabung gas. Warga terdekat berupaya memadamkan api dengan peralatan seadanya, sementara pemilik rumah melapor ke petugas pemadam kebakaran.

Tak lama kemudian, tim dari BPBD, TNI–Polri, dan para relawan tiba di lokasi untuk memadamkan api dan melakukan pertolongan. Seorang warga digambarkan sebagai korban sehingga tim pencarian dan pertolongan (SAR) diterjunkan, termasuk SAR Brimob Polda Kaltim yang mengenakan pakaian anti-api untuk mengevakuasi korban dari titik terbahaya. Ambulans dari Rumah Sakit Bhayangkara turut bersiaga di sekitar lokasi.

Petugas lain secara simultan mendirikan tenda darurat yang rampung kurang dari lima menit untuk menampung para korban.

Skenario dilanjutkan dengan situasi hujan intensitas tinggi yang mengakibatkan banjir. Tim SAR gabungan dari Basarnas, BPBD, dan TNI melakukan patroli serta mengevakuasi warga yang rumahnya terendam. Dua warga yang dilaporkan tenggelam juga dicari dengan metode SAR terpadu.

Belum berhenti di situ, simulasi menggambarkan laporan bencana longsor yang masuk ke call center 110. Longsor tersebut menimbun sejumlah rumah warga yang kemudian ditangani oleh tim gabungan.

Sinergi Lintas Instansi

Kapolda Kaltim Irjen Pol Endar Prihantoro menegaskan bahwa kegiatan ini menjadi bukti kuatnya kesiapsiagaan seluruh elemen dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.

“Bencana alam merupakan ancaman multidimensi yang membutuhkan visi terpadu, kolaborasi lintas sektor, serta komitmen kuat dalam perlindungan dan pemulihan masyarakat. Polda Kaltim terus berupaya meningkatkan kesiapsiagaan dan respon cepat terhadap berbagai bencana,” ujar Endar.

Ia menambahkan, 1.600 personel Polda Kaltim disiagakan dan didukung 2.000 personel dari TNI, Basarnas, BPBD, dan instansi terkait lainnya.

Kesiapsiagaan ini menjadi penting karena proyeksi BMKG menunjukkan potensi curah hujan tinggi hingga sangat tinggi pada Desember 2025 hingga Januari 2026 di beberapa wilayah seperti Kutai Barat, Mahakam Ulu, Berau, Paser, dan sebagian Kukar. Gelombang laut diperkirakan mencapai 2 meter yang meningkatkan risiko banjir rob di Balikpapan, Samarinda, Penajam Paser Utara, dan pesisir Berau.

“Dengan proyeksi BMKG tersebut, bencana hidrometeorologi basah bisa saja melanda Kaltim. Karena itu, koordinasi lintas sektor dan pelatihan peningkatan kemampuan sangat diperlukan. Ini bukti negara selalu hadir melindungi rakyatnya,” tegas Endar.

Wagub dan Wali Kota Beri Apresiasi

Wakil Gubernur Kaltim Seno Aji menilai kegiatan simulasi berjalan efektif dan mendekati kondisi nyata.

“Kami berharap tidak ada bencana di Kalimantan Timur. Namun bila itu terjadi, seluruh unsur sudah siap melaksanakan prosedur operasi secara otomatis berdasarkan skenario yang ada,” ujarnya.

Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud juga mengapresiasi langkah Polda Kaltim dalam meningkatkan kesiapsiagaan.

“Ini respon positif dan sangat penting. Walaupun kita berharap bencana tidak terjadi, melalui simulasi ini kita sudah mengantisipasi agar tanggapannya cepat,” kata Rahmad.

Ia menambahkan, seluruh upaya tersebut tidak akan berarti tanpa peran serta masyarakat.

“Yang paling penting adalah mencegah daripada menanggulangi. Jangan menyebabkan kebakaran hutan dan lahan, jangan membuang sampah sembarangan yang memicu banjir, dan jangan membuka lahan sembarangan yang memicu longsor,” tegasnya.

Kegiatan simulasi ini menjadi gambaran nyata sinergi pemerintah daerah, TNI, Polri, Basarnas, dan berbagai instansi lainnya dalam memastikan kesiapan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi di Kalimantan Timur.

Tinggalkan Komentar