RDMP Balikpapan Hampir Tuntas, Presiden Prabowo Dijadwalkan Resmikan Proyek Energi Raksasa pada Desember 2025
Balikpapan, Gerbangkaltim.com — Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Pertamina Balikpapan memasuki fase penyelesaian. Pemerintah menyatakan seluruh fasilitas utama kini berada dalam tahap pengecekan akhir sebelum memasuki operasi penuh.
Kunjungan lapangan dilakukan oleh Wakil Menteri BUMN Yuliot Tanjung, didampingi Dirjen ESDM Laode Sulaeman serta Staf Khusus Menteri Azhar Lubis. Turut hadir jajaran Komisaris dan Direksi dari PT Pertamina (Persero), PT Kilang Pertamina Internasional, serta PT Kilang Pertamina Balikpapan.
Rombongan meninjau area produksi dan fasilitas penunjang yang menjadi bagian dari modernisasi kilang terbesar di Indonesia tersebut. Salah satu titik strategis yang mendapat perhatian adalah fasilitas oil storage berkapasitas 2 juta kiloliter—penambahan terbesar yang pernah dibangun di Tanah Air.
“Sebagian fasilitas sudah memasuki tahap commissioning. Kita memastikan semuanya siap menuju operasi,” ujar Yuliot.
Diresmikan Presiden Prabowo pada Pertengahan Desember 2025
Pemerintah menargetkan peresmian RDMP Balikpapan akan dilakukan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto pada pertengahan Desember 2025. Penetapan tanggal resmi menunggu finalisasi protokol istana.
“Kita dorong tetap on schedule. Kalau sudah maju, tidak boleh mundur lagi,” tegas Yuliot.
Investasi Jumbo USD 7,4 Miliar
Dengan nilai investasi mencapai USD 7,4 miliar atau sekitar Rp126 triliun, RDMP Balikpapan menjadi salah satu proyek strategis terbesar BUMN. Proyek ini bertujuan memperkuat ketahanan energi nasional sekaligus mengurangi ketergantungan impor.
Kilang yang telah ditingkatkan kapasitasnya ini ditargetkan mampu menghasilkan 360 ribu barel BBM per hari, setara 22–25% kebutuhan nasional.
Prioritas Minyak Domestik
Pemerintah menegaskan bahan baku minyak mentah akan mengutamakan pasokan dalam negeri. Impor hanya dilakukan bila pasokan domestik belum mencukupi.
Kapasitas penyimpanan raksasa 2 juta kiloliter disiapkan untuk mengamankan kebutuhan produksi sekaligus mendukung fleksibilitas pasokan.
Peningkatan kapasitas kilang diperkirakan akan menurunkan impor BBM nasional hingga 10–15 persen.
Kilang Hijau dengan Produk Petrokimia Premium
RDMP Balikpapan dirancang sebagai green refinery yang mampu mengolah residu rendah menjadi produk petrokimia bernilai tinggi seperti propilena dan etilena—dua komoditas yang selama ini banyak diimpor Indonesia.
“Kita ingin tidak ada residu terbuang. Semua harus menjadi produk bernilai tambah,” ujar Yuliot.
Tahap akhir proyek kini menyisakan sekitar 1–2% pekerjaan teknis. Tim komersialisasi tengah memastikan seluruh unit siap penuh menjelang peresmian.
Salah Satu Kilang Terbesar di ASEAN
Yuliot menegaskan RDMP Balikpapan merupakan kilang terbesar di Indonesia dan diproyeksikan menjadi salah satu yang terbesar di kawasan ASEAN.
Dengan nilai investasi masif, teknologi modern, dan peran strategisnya bagi ketahanan energi, pemerintah menilai peresmian oleh Presiden Prabowo Subianto menjadi simbol penting komitmen negara terhadap kemandirian energi nasional.
BACA JUGA
