RPJMD 2025–2029, Balikpapan Tegaskan Komitmen Dalam Pengelolaan Sampah

Pemkot Balikpapan
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan, Sudirman Djayaleksana

Balikpapan, Gerbangkaltim.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menegaskan komitmennya dalam mengelola lingkungan hidup yang berkelanjutan. Hal ini terungkap dalam rapat pembahasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan, Sudirman Djayaleksana mengatakan, salah satu komitmen Pemkot Balikpapan dalam mengelola lingkungan hidup yang berkelanjutan adalah pengelolaan sampah yang saat ini menjadi salah satu prioritas utama dalam lima tahun ke depan.

“Mengurus sampah, taman, indeks kualitas lingkungan itu memang sudah ada targetnya dari pusat. Tapi dalam RPJMD ini kita sesuaikan dengan RPJMN. Pak Presiden kan sudah menyatakan Indonesia dalam kondisi darurat sampah. Maka otomatis ini jadi perhatian besar bagi kami,” ujarnya, Kamis (31/7/2025).

Dikatakannya, saat ini dari 514 kabupaten/kota di Indonesia, lebih dari 300 daerah masih menghadapi persoalan serius dalam pengelolaan sampah. Sebaliknya, Kota Balikpapan saat ini justru menjadi contoh nasional karena pengelolaannya yang dinilai baik dan progresif.

“Kota Balikpapan saat ini menjadi contoh dalam pengelolaan sampah. Karena itu, dalam lima tahun ke depan, program utama kita adalah menyiapkan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang modern,” katanya.

Pemerintah pusat sendiri, katanya, telah menyatakan kesiapan membantu pendanaan TPAS modern tersebut. Rencananya, sampah yang ditampung di TPAS akan dimanfaatkan sebagai bahan baku pembangkit listrik ramah lingkungan.
Disisi lain, katanya, Pemkot Balikpapan juga memperkuat peneraopan perda tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga juga akan dimaksimalkan. Dimana, DLH Kota Balikpapan bersama camat dan lurah saat ini gencar melakukan edukasi pemilahan sampah dari rumah tangga, terutama untuk sampah plastik yang sulit terurai.

“Kami mendorong warga, untuk memilah sampah organik dan anorganik dari rumah. Edukasi dilakukan lewat RT, lomba CGH, dan program Adiwiyata bersama Dinas Pendidikan,” ungkapnya.

Menurut Sudirman, saat ini DLH Kota Balikpapan juga memperbarui muatan lokal (mulok) tingkat SD kelas 4 hingga 6 agar siswa tak hanya belajar teori, tetapi juga praktik membuat kompos dari sampah rumah tangga.

“Kalau anak-anak bisa bikin kompos, orang tua pasti ikut terlibat. Ini bagian dari pembentukan karakter dan kesadaran lingkungan sejak dini,” tukasnya.

Sudirman menambahkan, daerah hanya perlu menyiapkan lahan dan sistem pengangkutan dari rumah tangga ke TPST hingga ke TPA. Targetnya, Kota Balikpapan mampu menyuplai hingga 1.000 ton sampah per hari ke TPA modern. Sedangkan untuk petugas harus diakui masih ada tantangan akibat kebijakan nasional tentang ASN dan P3K.

“Untuk kerja-kerja yang tidak bisa di-handle ASN, sedang kita pertimbangkan melalui outsourcing atau kontrak individu seperti di DKI,” tutupnya.

Tinggalkan Komentar