Sebungkus Nasi dari Balik Jeruji, Menyapa Jalanan dengan Kepedulian
Banjarmasin, Gerbangkaltim.com — Pagi itu, jalanan di sekitar Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banjarmasin tampak seperti biasanya. Tukang becak menunggu penumpang, ojek mangkal di sudut jalan, sementara para pemulung menyusuri sisa-sisa rezeki.
Namun, Jumat itu terasa berbeda. Dari balik tembok lapas, hadir kepedulian dalam bentuk paling sederhana: sebungkus nasi hangat.
Sebanyak 50 bungkus nasi dibagikan langsung oleh Kepala Lapas Banjarmasin, Akhmad Herriansyah, bersama jajaran petugas Humas.
Mereka berkeliling menyusuri area sekitar lapas, menyapa satu per satu masyarakat yang menggantungkan hidup di jalanan. Tidak ada seremoni, tidak ada jarak—hanya tangan yang terulur, nasi bungkus yang diberikan, dan senyum yang dibalas dengan rasa syukur.
Bagi sebagian penerima, sebungkus nasi itu mungkin adalah makan siang pertama hari itu. Bagi petugas lapas, itu adalah cara sederhana untuk menghadirkan makna kemanusiaan di luar tugas formal pemasyarakatan.
“Kegiatan ini memang sederhana, hanya sebungkus nasi. Tapi kami percaya, dari hal kecil inilah kepedulian bisa dirasakan,” ujar, Kalapas Kelas II A Banjarmasin, Akhmad Herriansyah, Jumat (19/12/2025).
“Pemasyarakatan bukan hanya soal pembinaan warga binaan di dalam lapas, tetapi juga bagaimana kami hadir dan peduli terhadap masyarakat di sekitar. Kami ingin berbagi dan menghadirkan senyum,” tambahnya.
Satu per satu nasi bungkus berpindah tangan. Ada yang menerimanya sambil tersenyum lebar, ada pula yang mengangguk haru sambil mengucapkan terima kasih. Momen-momen singkat itu menjadi bukti bahwa kepedulian tidak harus mahal atau rumit.
Petugas Humas Lapas Banjarmasin, Agung Prastya, yang turut terjun langsung dalam kegiatan tersebut, mengaku terenyuh melihat respons masyarakat.
“Kami melihat sendiri bagaimana sebungkus nasi bisa berarti besar. Senyum tulus dari para tukang becak, ojek, dan pemulung itu menjadi pengingat bagi kami bahwa kebaikan kecil bisa berdampak luas,” ungkap Agung.
“Ini menjadi motivasi bagi kami untuk terus menghadirkan kegiatan sosial yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat,” sambungnya.
Aksi berbagi nasi bungkus ini bukan sekadar kegiatan sosial rutin, melainkan cerminan nilai pemasyarakatan yang humanis dan berkeadilan.
Dari balik jeruji besi, Lapas Banjarmasin menunjukkan bahwa kepedulian bisa menembus tembok, menyapa jalanan, dan menghadirkan kehangatan melalui sebungkus nasi yang dibagikan dengan hati.
BACA JUGA
