Tekan Angka Stunting, Pemkot Balikpapan Luncurkan Gempur Stunting

Pemkot Balikpapan
Pemkot Balikpapan secara resmi meluncurkan Gerakan Bersama Posyandu Berantas Stunting (Gempur Stunting) di Taman Bekapai, Balikpapan Kota, Kaltim, Minggu (25/5/2025).

Balikpapan, Gerbangkaltim.com – Pemkot Balikpapan secara resmi meluncurkan Gerakan Bersama Posyandu Berantas Stunting (Gempur Stunting). Program ini merupakan langkah inovatif dan kolaboratif dalam upaya menekan angka stunting di Kota Balikpapan.

Peresmian ini dilakukan Asisten III dr Andi Sri Juliarti mewakili Wali Kota Balikpapan bersama Ketua TP PKK Balikpapan juga Bunda PAUD Kota Balikpapan Hj. Nurlena Rahmad Mas’ud, SE dan Kepala DKK Balikpapan Alwiati, di Taman Bekapai, Balikpapan Kota, Kaltim, Sabtu (25/5/2025) pagi.

Dalam kegiatan ini juga digelar deklarasi bersama sebagai komitmen resmi peluncuran GEMPUR STUNTING sebagai simbol komitmen bersama membangun generasi Balikpapan yang sehat, cerdas, dan siap bersaing di masa depan.

“Penanganan stunting menjadi prioritas utama dalam pembangunan sumber daya manusia di Kota Balikpapan. Hari ini, kita meluncurkan langkah nyata yang menyentuh langsung masyarakat,” ujar, Asisten III Setda Kota Balikpapan dr Andi Sri Juliarty saat sambutan mewakili wali kota.
Ada 17 Lokasi penangan Stunting di Kota Balikpapan, Minggu (25/5/2025).

Program GEMPUR STUNTING diluncurkan sebagai tindak lanjut dari Peraturan Presiden Nomor 73 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting. Saat ini, terdapat 17 lokasi penanganan stunting di Balikpapan yang menjadi sasaran program, termasuk edukasi remaja putri untuk mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) secara rutin.

Dalam peluncuran GEMPUR STUNTING, turut dilakukan tiga langkah konkret sebagai bentuk komitmen bersama:

1. Penandatanganan MoU antara TP PKK Kota Balikpapan dan Dinas Kesehatan sebagai wujud sinergi berkelanjutan dan terarah dalam penanganan stunting.

2. Penetapan Ketua RT sebagai Orangtua Asuh Balita Stunting, sebuah inisiatif yang memperkuat peran sosial di tingkat masyarakat paling dasar.

3. Pemberian paket sembako kepada ibu hamil dan balita, sebagai dukungan gizi selama 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), masa krusial dalam tumbuh kembang anak.

“Kami menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Dinas Kesehatan dan TP PKK Kota Balikpapan atas inisiatif mulia ini. Penanganan stunting bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi perlu gotong royong semua pihak,” ucap, dr Andi Sri Juliarty.

dr Dio sapaan akrabnya menambahkan, upaya penurunan stunting harus dilakukan secara konsisten, berdasarkan data akurat, serta melibatkan kerja lapangan yang berkelanjutan.

“Kita pastikan gerakan ini tidak berhenti sebagai seremoni, tapi menjadi budaya baru: budaya peduli tumbuh kembang anak. Jika kita bersatu, Insya Allah Balikpapan bisa menjadi kota bebas stunting,” tukasnya.

Kegiatan ini juga dihadiri sejumlah perwakilan pemerintah kota, dokter spesialis anak, dan perwakilan organisasi perempuan, kader posyandu, ibu hamil dan anak.

Dalam peluncuran ini, Pemkot Balikpapan melakukan serangkaian pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil, pemberian vitamin anak dan senam kesehatan.

Stunting menjadi perhatian serius mengingat dampaknya yang besar terhadap kualitas sumber daya manusia di masa depan. Anak-anak yang mengalami stunting berisiko mengalami keterlambatan perkembangan kognitif, rendahnya daya saing, hingga berdampak pada produktivitas bangsa.

Data terbaru menunjukkan, angka prevalensi stunting di Balikpapan pada Oktober 2024 mencapai 14,68 persen, naik dibandingkan September 2024 yang tercatat 13,8 persen. Meski begitu, angka ini masih berada di bawah rata-rata provinsi dan setara dengan angka nasional.

Tinggalkan Komentar