Tonggak Baru RDMP Balikpapan, Flare HCC Resmi Menyala: Kilang Siap Uji Coba Operasi

Pertamina
PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB) berhasil menyalakan flare pada unit Hydrocracking Complex (HCC), menandai dimulainya tahap commissioning atau uji coba peralatan menuju pengoperasian penuh kilang baru. Selasa (7/10/2025).

Balikpapan, Gerbangkaltim.com – Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan kembali mencatat sejarah penting. PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB) berhasil menyalakan flare pada unit Hydrocracking Complex (HCC), menandai dimulainya tahap commissioning atau uji coba peralatan menuju pengoperasian penuh kilang baru.

Penyalaan flare ini menjadi simbol kesiapan Kilang Balikpapan memasuki fase uji coba operasi sekaligus langkah penting menuju terwujudnya peningkatan kapasitas, kualitas, dan kompleksitas pengolahan minyak. RDMP Balikpapan dan Lawe-Lawe sendiri merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang digarap untuk memperkuat ketahanan energi Indonesia.

Flare merupakan menara pembakaran gas berlebih hasil proses pengolahan minyak. Fasilitas ini berperan vital menjaga stabilitas operasi kilang dan mencegah pencemaran udara. Dengan aktifnya flare HCC, sistem keselamatan kilang kian lengkap dan telah memenuhi standar global.

Vice President Legal & Relation PT KPB, Asep Sulaeman, menyebut penyalaan flare bukan sekadar pencapaian teknis, tetapi juga bentuk komitmen perusahaan terhadap negeri.

“Nyalanya flare bukan hanya tanda kesiapan kilang untuk beroperasi, tetapi juga komitmen kami menghadirkan energi yang lebih andal, aman, dan ramah lingkungan bagi bangsa,” tegasnya.

Secara teknis, flare HCC dibangun pada struktur yang sama dengan New Flare Balikpapan II (BPP II) yang telah beroperasi sejak 2021. Menara setinggi 145 meter di atas permukaan laut itu berdiri di atas pondasi steel pipe pile tahan karat berdiameter 78 inci. Proses pemasangannya menggunakan metode gin pole yang memungkinkan pembangunan di area terbatas dengan bantuan Rope Access Technician (RAT).

Flare HCC dan BPP II juga menjadi satu-satunya fasilitas sejenis di Indonesia yang berdiri di area perairan, tepat di sisi barat kilang Balikpapan. Lokasi ini dipilih untuk menjamin keselamatan operasi dan dilengkapi dengan sarana navigasi laut serta pembatas area agar tidak mengganggu aktivitas pelayaran.

Dalam seluruh tahapan pekerjaan, PT KPB menerapkan standar ketat berbasis prinsip Health, Safety, Security, and Environment (HSSE). Pengujian sistem, pemantauan emisi, hingga simulasi tanggap darurat dilaksanakan secara terintegrasi dengan dukungan pemerintah daerah dan lembaga keselamatan terkait.

Asep menegaskan, keberhasilan penyalaan flare HCC merupakan buah kerja sama seluruh pihak yang terlibat.

“Keberhasilan ini adalah hasil sinergi pekerja KPB, kontraktor, dan dukungan masyarakat sekitar. Dengan kolaborasi, kita dapat menghadirkan kilang modern yang memberi manfaat besar bagi masyarakat dan bangsa,” pungkasnya.

Tinggalkan Komentar