Wahyullah Bandung Dorong Warga Sungai Nangka Wujudkan Bank Sampah untuk Atasi Krisis Lingkungan
Gerbangkaltim.com, Balikpapan — Persoalan sampah kembali mencuat sebagai isu utama dalam kegiatan reses Anggota DPRD Balikpapan, Wahyullah Bandung, yang digelar di Lapangan Voli Kampung Buton RT 24, Kelurahan Sungai Nangka, Balikpapan Selatan, pada Rabu (22/10/2025) malam. Dalam kesempatan itu, Wahyullah mengajak masyarakat untuk bersama-sama membangun bank sampah sebagai solusi nyata dalam menghadapi darurat sampah di tingkat lingkungan.
Berbeda dari reses sebelumnya yang kerap membahas soal drainase, semenisasi, atau penerangan jalan umum, kali ini Wahyullah menekankan pentingnya pengelolaan sampah dari sumbernya. Ia menilai, persoalan sampah bukan hanya menyangkut kebersihan, tetapi juga berdampak langsung terhadap kesehatan, ekonomi rumah tangga, dan potensi banjir.
“Setiap hari kita menghasilkan sampah. Kalau dikelola sejak dari rumah, sampah justru bisa menjadi sumber ekonomi,” ujarnya di hadapan ratusan warga, bersama Sekcam Balikpapan Selatan Qomar Setiawan, Lurah Sungai Nangka Zainul Husni Suryadi, dan Plt Sekretaris DLH Balikpapan, Dodi Yulianto.
Wahyullah mencontohkan keberhasilan program bank sampah di beberapa daerah seperti Jakarta, Bali, dan Makassar yang mampu mengubah limbah menjadi industri bernilai ekspor. Ia juga menyinggung inisiatif bank sampah di RT 18 Sepinggan Baru yang berhasil menjadikan tabungan emas dari hasil setoran sampah.
Menurutnya, pendekatan ini penting untuk mengatasi masalah sampah dari hulu sekaligus membantu pemerintah mengurangi risiko banjir akibat tumpukan sampah yang menyumbat drainase. Ia menegaskan komitmennya untuk mendampingi warga jika Sungai Nangka serius menjadi kelurahan percontohan bank sampah di Balikpapan.
Data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Balikpapan menunjukkan, TPA Manggar diperkirakan mencapai kapasitas maksimum pada tahun 2028, apabila tidak dilakukan pengurangan volume sampah dari tingkat rumah tangga. Karena itu, Sekcam Qomar Setiawan menilai pembangunan bank sampah sebagai langkah tepat, seiring meningkatnya jumlah penduduk yang kini mencapai 19.200 jiwa di Sungai Nangka, dengan produksi sampah sekitar 11 ton per hari.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Bank Sampah Indonesia (Asobsi), Saharuddin Ridwan, menegaskan bahwa solusi pengelolaan sampah harus dimulai dari rumah tangga, sesuai amanat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.
Reses tersebut tidak hanya menjadi wadah penyampaian aspirasi warga, tetapi juga momentum memperkuat kesadaran kolektif bahwa sampah memiliki nilai ekonomi jika dikelola dengan benar. Wahyullah berharap kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah dapat mewujudkan pengelolaan sampah yang mandiri, produktif, dan berkelanjutan di Sungai Nangka.
Sumber: DPRD Balikpapan
BACA JUGA
