Wawali Balikpapan Resmikan Program Desa Cinta Statistik Kelurahan Gunung Samarinda Baru

Balikpapan, Gerbangkaltim.com – Pemkot Balikpapan bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) secara resmi mencanangkan Program Desa Cinta Statistik (Cantik) tahun 2025.
Program Desa Cantik merupakan inisiatif nasional dari BPS yang bertujuan meningkatkan kapasitas aparatur desa dalam mengelola, memahami, dan memanfaatkan data statistik sektoral untuk mendukung pembangunan desa yang terarah, efisien, dan akurat.
Pencangan ini dilakukan Wakil Wali Kota Balikpapan Dr Ir H Bagus Susetyo, MM didampingi Kepala Kanwil BPS Kaltim Yusniar Juliana, Kepala BPS Kota Balikpapan Marinda Damaprianto dan Lurah Gunung Samarinda Baru Balikpapan Utara Yulita Kusuma Lestari digelar di Aula Kantor Kelurahan Gunung Samarinda Baru, Balikpapan Utara Rabu (11/6/2024).
“Melalui program ini, desa tidak lagi sekadar menjadi objek pendataan. Tetapi mulai menjadi pelaku aktif dalam mengelola informasi. Ini penting, karena setiap kebijakan yang akurat selalu berangkat dari data yang valid,” ujar, Wakil Wali Kota Balikpapan, Dr Ir H Bagus Susetyo, MM dalam sambutannya, Rabu (11/6/2025).
Bagus menambahkan, pembangunan yang efektif tidak bisa dilepaskan dari data yang kuat di level paling dasar. Yaitu desa atau kelurahan.
“Kemampuan dalam menyusun dan membaca data sektoral seperti kependudukan, potensi wilayah, dan indikator pembangunan sangat krusial untuk mendukung Satu Data Indonesia, sebagaimana digariskan dalam agenda pembangunan nasional,” tukasnya.
Dalam kegiatan tersebut, katanya, peserta mendapatkan pembekalan terkait konsep dasar Desa Cantik, teknik pengumpulan dan pengolahan data, serta penggunaan aplikasi statistik desa kelurahan yang akan menjadi alat bantu utama dalam program ini. Aplikasi tersebut nantinya menjadi jembatan antara desa dan sistem informasi nasional.
Kepala BPS Kota Balikpapan Marinda Damaprianto mengatakan, pihaknya telah menyiapkan strategi pendampingan teknis untuk aparatur desa agar dapat menjalankan program ini secara optimal.
“Statistik desa bukan hanya alat pelaporan, tetapi menjadi dasar untuk evaluasi pembangunan desa secara berkala. Kami ingin desa menjadi mandiri dalam mengelola data,” ujarnya.
Dikatakannya, Program Desa Cantik juga sejalan dengan arah transformasi digital pemerintahan desa. Serta mendukung gagasan besar desa presisi yang digaungkan oleh para akademisi dan perencana pembangunan nasional.
Pada 2025, lima desa di wilayah Balikpapan akan ditetapkan sebagai pilot project Desa Cantik. Desa kelurahan ini dipilih berdasarkan kesiapan infrastruktur, SDM, serta potensi integrasi data yang dimiliki. Desa-desa tersebut akan menjadi model percontohan dalam penerapan sistem statistik desa, dan berpeluang untuk menjadi nominasi Desa Cantik terbaik tingkat nasional.
Kepala BPS Provinsi Kalimantan Timur, Yusniar Juliana, yang turut hadir dalam kegiatan ini menjelaskan bahwa sejak 2021, sebanyak 59 desa di Kalimantan Timur telah tergabung dalam program ini, dan menunjukkan progres yang signifikan dalam manajemen data desa.
“Dengan data yang rapi, desa bisa mengetahui apa yang mereka miliki, apa yang kurang, dan ke mana arah pembangunan seharusnya dilakukan. Ini bukan sekadar data, tetapi peta jalan menuju desa yang mandiri dan adaptif,” ucapnya.
Ia menambahkan, banyak tantangan yang masih dihadapi desa dalam hal pengelolaan data, mulai dari keterbatasan tenaga ahli, hingga rendahnya kesadaran terhadap pentingnya statistik. Karena itu, program ini bukan hanya pelatihan teknis, tetapi juga edukasi menyeluruh.
Program Desa Cantik bukanlah inisiatif seremonial, melainkan langkah konkret dalam meningkatkan tata kelola pemerintahan desa. DPMD memastikan bahwa desa-desa yang terlibat akan dibimbing secara intensif, termasuk dalam hal penggunaan perangkat lunak, pelaporan digital, dan sinkronisasi data dengan sistem kabupaten dan nasional.
Dalam sesi diskusi terbuka, beberapa kepala desa menyampaikan antusiasmenya terhadap program ini. Kelurahan Teritip, misalnya, menyampaikan bahwa selama ini data yang dikumpulkan masih sangat manual dan sering tidak terintegrasi antar instansi. Dengan program ini, mereka berharap data menjadi alat bantu utama dalam menyusun rencana kerja desa dan anggaran tahunan.
“Kami sering kesulitan membuat kebijakan karena tidak punya data yang lengkap. Dengan pelatihan dan alat yang tepat. Kami yakin bisa lebih mandiri dan profesional,” tukasnya.
Pemkot Balikpapan menyadari keberhasilan Desa Cantik tidak hanya tergantung pada satu pihak. Karena itu, sinergi antara pemerintah daerah, BPS, perangkat desa, dan masyarakat sangat penting.
Wakil Wali Kota Bagus Susetyo mengingatkan bahwa pembangunan berbasis data harus menjadi budaya baru di pemerintahan desa. Ia pun menutup sambutannya dengan ajakan:
“Mari kita wujudkan desa kelurahan yang tidak hanya cantik secara fisik. Tetapi juga cantik dalam pengelolaan datanya. Dengan begitu, pembangunan desa bisa lebih presisi, adil, dan berkelanjutan,” tutupnya.
BACA JUGA