WBP Lapas Banjarmasin Produksi Tas Batok Kelapa, Limbah Disulap Jadi Produk Bernilai Jual

Kalapas Banjarmasin
Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Kelas IIA Banjarmasin menunjukkan produktivitas dan kreativitas melalui kegiatan pembuatan tas berbahan batok kelapa, Senin (16/12/2025).

Banjarmasin, Gerbangkaltim.com — Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Kelas IIA Banjarmasin menunjukkan produktivitas dan kreativitas melalui kegiatan pembuatan tas berbahan batok kelapa.

Kegiatan yang berlangsung di Workshop Giatja pada Senin (15/12) pagi ini merupakan bagian dari program pembinaan kemandirian bagi WBP.

Batok kelapa yang sebelumnya hanya dianggap limbah kini diolah menjadi tas unik bernilai estetika dan ekonomis. Proses pembuatannya dilakukan secara manual, mulai dari pemilihan bahan, pengolahan, hingga perakitan produk, yang menuntut ketelitian dan kesabaran tinggi.

Sebelum terlibat dalam produksi, para WBP terlebih dahulu mendapatkan pelatihan keterampilan dari pihak eksternal yang bekerja sama dengan Lapas Kelas IIA Banjarmasin.

Pelatihan tersebut mencakup teknik pengolahan batok kelapa, desain produk, serta standar kualitas kerajinan, sehingga hasil karya yang dihasilkan memiliki nilai jual.

Salah satu WBP peserta mengaku pelatihan yang diberikan sangat membantu meningkatkan kemampuan dan kepercayaan diri.

“Dengan adanya pelatihan dari pihak luar, kami jadi tahu teknik yang benar dan lebih yakin bahwa produk yang kami buat bisa bersaing dan layak dipasarkan,” ujarnya.

Kepala Lapas Kelas IIA Banjarmasin, Akhmad Herriansyah menegaskan, pembinaan kemandirian merupakan salah satu fokus utama dalam proses pemasyarakatan. Menurutnya, keterlibatan pihak eksternal menjadi faktor penting dalam meningkatkan kualitas pembinaan.

“Pembinaan tidak bisa berjalan sendiri. Sinergi dengan pihak luar sangat penting untuk membuka wawasan dan meningkatkan keterampilan warga binaan. Kami ingin memastikan mereka memiliki bekal nyata agar dapat hidup mandiri dan produktif setelah bebas nanti,” tegas Akhmad Herriansyah.

Ia menambahkan, kegiatan keterampilan berbasis pemanfaatan limbah juga sejalan dengan upaya menanamkan kepedulian lingkungan kepada WBP.

Program pembinaan melalui Seksi Kegiatan Kerja (Giatja) ini diharapkan tidak hanya menghasilkan produk kreatif, tetapi juga membentuk mental kerja, disiplin, dan tanggung jawab warga binaan. Melalui proses ini, Lapas Banjarmasin berupaya memastikan bahwa masa pidana menjadi ruang pembelajaran, bukan sekadar waktu yang terlewati.

Tinggalkan Komentar