Balikpapan Genjot Standar RBRA dan Taman Asuh Layak Anak, Kejar Predikat KLA Paripurna
Balikpapan, Gerbabgkaltim.com – Pemerintah Kota
(Pemkot) Balikpapan kembali menegaskan komitmennya menjadikan kota ini sebagai ruang tumbuh anak yang benar-benar aman, nyaman, dan inklusif. Setelah mengantongi predikat Kota Layak Anak (KLA) Utama pada 2025, kini pemerintah daerah menargetkan level tertinggi: KLA Paripurna.
Upaya tersebut dikawal langsung oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB). Berbagai fasilitas publik tengah dipetakan untuk memenuhi standar Ruang Bermain Ramah Anak (RBRA) dan Taman Asuh Ramah Anak atau Daycare berdasarkan ketentuan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA).
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DP3AKB Balikpapan, Nursyamsiarni D. Larose, menyampaikan bahwa peningkatan kualitas fasilitas ramah anak merupakan salah satu program prioritas wali kota. Targetnya jelas: seluruh ruang publik harus memberi rasa aman dan mendukung perkembangan mental maupun fisik anak.
“Kita tidak boleh berhenti di predikat utama. Kota Layak Anak paripurna harus menjadi tujuan berikutnya, dan seluruh perangkat daerah wajib bergerak bersama,” ujarnya, Rabu (29/10/2025).
Saat ini proses standarisasi difokuskan pada Taman Bekapai dan Taman Tiga Generasi. Pemkot telah menyelesaikan tahap penilaian mandiri melalui evaluasi kementerian. Verifikasi lapangan oleh KemenPPPA dijadwalkan berlangsung pada akhir November 2025 mendatang.
Nursyamsiarni menjelaskan, standarisasi tidak hanya menyangkut estetika taman, tetapi menekankan aspek keamanan dan fungsi edukatif. Mulai dari pemilihan vegetasi yang tidak membahayakan anak, desain alat permainan dengan perlindungan sudut tajam, hingga tinggi bangku yang disesuaikan kebutuhan anak.
“Hal-hal yang kelihatannya kecil sering terabaikan. Padahal, justru detail itulah yang menentukan rasa aman anak saat bermain,” ujarnya.
Selain dua taman kota, pemerintah juga menyiapkan daycare Koperasi Beriman di kawasan Korpri serta fasilitas serupa di belakang BRI untuk masuk kategori Taman Asuh Ramah Anak. Ke depan, pengembangan standar ramah anak akan menyasar sekolah, rumah ibadah, dan berbagai ruang publik lain.
DP3AKB menegaskan, peningkatan fasilitas ramah anak bukan sekadar memenuhi indikator penilaian, tetapi merupakan komitmen menjaga kualitas hidup generasi masa depan. Pemerintah berharap, seluruh warga turut mendukung lingkungan yang lebih inklusif dan layak bagi anak.
“Anak-anak adalah prioritas. Mereka berhak bermain, belajar, dan beraktivitas di tempat yang aman serta membahagiakan,” tutup Nursyamsiarni.
BACA JUGA
