Balikpapan Miliki 86 Destinasi Wisata dan Akan Terus Dikembangkan

Balikpapan, Gerbangkaltim.com – Kota
Balikpapan diharapkan akan terus menguat sebagai destinasi wisata bahari yang modern melalui pemanfaatan kekayaan alam dan konsistensi pada keberlanjutan lingkungan.
Berdasarkan data terbaru dari Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kota Balikpapan, terdapat 86 destinasi wisata yang tersebar di berbagai kategori: alam, buatan, sejarah, kuliner, hingga bahari.
“Pantai adalah andalan utama Balikpapan,” ujar, Kepala Disparpora, Cokorda Ratih Kusuma, Senin (13/10/2025).
Ia menambahkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, ekowisata—khususnya yang menawarkan alam sebagai inti pengalaman—telah menarik minat wisatawan mancanegara.
Pantai Manggar: Pengelolaan Langsung Pemerintah dan Target PAD
Dari keseluruhan objek wisata, hanya Pantai Manggar Segarasari yang dikelola langsung oleh pemerintah melalui Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Disporapar. Keputusan ini memungkinkan peningkatan kualitas layanan publik sekaligus mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Tahun 2025, Disporapar menetapkan target retribusi sebesar Rp 7 miliar, naik signifikan dibanding tahun sebelumnya yang sebesar Rp 5 miliar. Hingga kini, capaian sudah mencapai hampir 80 persen, atau sekitar Rp 5,6 miliar—menunjukkan tren positif dalam pemulihan pascapandemi.
Penyempurnaan Fasilitas dan Diversifikasi Kegiatan
Pemerintah kota melakukan berbagai perbaikan di Pantai Manggar untuk menjadikannya pusat kegiatan outbound dan rekreasi keluarga. Fasilitas baru yang telah dibangun meliputi:
Toilet umum dan area pertemuan (balai lamin),
Amphitheater,
Jalur pedestrian yang lebih nyaman,
Penataan modern untuk camping ground.
Di akhir pekan, kawasan ini selalu dipenuhi aktivitas masyarakat: komunitas lokal, pertunjukan seni, kegiatan keagamaan, bahkan olahraga pantai. Konsepnya adalah pantai yang tidak hanya cantik secara visual, tetapi juga produktif dan menyenangkan bagi semua usia.
Tantangan: Abrasi dan Kemacetan
Meski potensi besar, Pantai Manggar menghadapi dua isu serius:
1. Abrasi pantai yang terus menggerus garis pantai, memengaruhi ruang publik dan estetika alam.
2. Kemacetan akses jalan, terutama pada akhir pekan dan musim liburan, yang memengaruhi kenyamanan pengunjung.
Untuk mengatasi abrasi, Disporapar bekerja sama dengan dinas terkait merancang penguatan pantai berbasis konservasi. Sedangkan untuk kemacetan, rencana seperti penerapan jalur satu arah dan parkir terpadu sedang dievaluasi agar arus kendaraan lebih lancar.
Keamanan dan Pengawasan
Menurut Ratih, aspek keselamatan menjadi prioritas utama dalam pengembangan wisata pantai. Saat ini terdapat dua menara pengawas dan petugas binaan Badan SAR Nasional (Basarnas) yang dihadirkan untuk memantau aktivitas wisatawan, terutama anak-anak. Patroli pengunjung dikombinasikan dengan penerapan aturan ketertiban untuk menjamin pengalaman yang aman dan nyaman.
Pariwisata yang Berkelanjutan dan Berdampak Sosial
Balikpapan tidak hanya mengejar aspek keindahan dan fasilitas wisata, tetapi juga keberlanjutan sosial dan ekonomi. Warga lokal didorong mengambil peran aktif sebagai pelaku usaha wisata seperti penyedia kuliner, penyewaan alat rekreasi, dan pengelola homestay.
Dengan demikian, manfaat ekonomi pariwisata diharapkan langsung dirasakan masyarakat sekitar, bukan hanya pemerintah. Pendekatan tersebut diyakini akan memperkuat keberlanjutan sektor pariwisata Balikpapan.
Dengan perpaduan antara inovasi pengelolaan, pengembangan fasilitas, pemberdayaan masyarakat, serta fokus pada keamanan dan lingkungan, Pantai Manggar Segarasari diproyeksikan menjadi ikon wisata bahari modern yang berkarakter kuat. Pemerintah Kota Balikpapan optimistis bahwa strategi ini akan menaikkan posisi kota tidak hanya di mata wisatawan domestik, tetapi juga internasional — menjadikan Balikpapan sebagai model kota pantai yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
BACA JUGA