Balikpapan, Gerbangkaltim.com – Pemkot Balikpapan melalui Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan (DP3) Kota Balikpapan akan terus mengupayakan untuk dapat memenuhi kebutuhan pangan warga Kota Balikpapan dengan menggelar pasar murah.

Kepala Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan (DP3) Kota Balikpapan, Sri Wahyuningsih mengatakan, untuk gerakan pangan murah yang selama ini sudah lakukan sudah menjadi program dan agenda rutin setiap tahun yang dilakukan DP3 Kota Balikpapan dengan menggandengkan beberapa OPD dan distributor pangan yang ada di kota Balikpapan.

“Gerakan pangan murah ini, kita adakan setahun tiga kali, diantaranya menjelang Idul Fitri, Idul Adha dan Nataru,” ujarnya, Jumat (9/2/2024).

Dikatakan Yuyun sapaan akrabnya, selain itu gerakan pangan murah ini juga dilaksanakan jika ada arahan dari Pemerintah Pusat seperti memperingati Hari Pangan Sedunia.

“Kalau even-even pihaknya juga ikut terlibat dalam menyiapkan stok pangan dan menggandeng para petani,” jelasnya,

Yuyun menambahkan, diluar itu, pihaknya juga melaksanakan gerakan pangan murah ini seminggu tiga kali, seperti di hari selasa di halaman kantor DP3 Balikpapan, hari Sabtu di taman 3 generasi dan hari minggu di taman bekapai.

“Ini upaya kami dalam memenuhi kebutuhan pangan warga dan kami berkolaborasi dengan Petani dan bulog,” ungkapnya.

Seperti diketahui jika Kota Balikpapan bukan sebagai daerah penghasil pangan. Dan untuk produksi dari petani dan nelayan belum bisa memenuhi kebutuhan warga kota.

“Kami juga berkolaborasi dengan Dinas Perdagangan Kaltim, dalam hal membantu menyuplai kebutuhan dengan melibatkan para distributor,” paparnya.

Upaya lainnya yang dilakukan, sambungnya, dengan memberikan kemudahan bagi kelompok masyarakat yang ingin mendapatkan bibit tanaman seperti lombok cabai dan terong bisa mengambil dipembibitan milik DP3 Balikpapan.

“Yang tentunya juga akan didampingi para penyuluh untuk bagaimana cara mengembangkan tanaman tersebut,” katanya.

Lahan pertanian di Balikpapan terus menyusut yang sebagian besar disebabkan karena alih fungsi, baik menjadi perumahan maupun menjadi lahan hutan lindung.

“Sekarang tinggal 300 hektare dari 550 hektare,” ungkapnya.

Lahan pertanian yang berubah menjadi hutan lindung ada di Balikpapan Utara, yaitu untuk menjadi kawasan penyangga Waduk Manggar dan Daerah Aliran Sungai (DAS) Manggar serta Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) dan DAS Wain.

“Petani di Balikpapan menanam padi ladang, palawija, sayur-sayuran dan buah-buahan,” paparnya.

Menurut Yuyun, hasil pertanian yang terkenal di Kota Balikpapan adalah nanas dan pepaya. Para petani juga menanam sayuran untuk dikonsumsi hotel dan restoran selain untuk dijual ke pasar-pasar Balikpapan. Saat ini ada 150 kelompok tani, yaitu 60 kelompok di Balikpapan Utara dan 90 lagi di Kecamatan Balikpapan Timur yang membentang tak kurang dari 30 km. Satu kelompok tani beranggotakan antara 10-20 orang.

“Jadi kita Balikpapan tidak bisa berbuat banyak bila untuk perluasan atau ekstensifikasi. Yang bisa kita lakukan adalah intensifikasi. Bagaimana dengan lahan yang sempit tapi tetap produktif,” tutupnya.

Share.
Leave A Reply