Material Diduga Tidak Sesuai Spesifikasi, 4.500 Kubik Batu dan Abu Batu Untuk Proyek Jalan IKN Diragukan

Nusantara, Gerbangkaltim.com – Sebanyak 4.500 meter kubik batu dan abu batu yang diangkut tongkang PT ATP 2708 untuk proyek pembangunan jalan di Ibu Kota Nusantara (IKN) diduga tidak sesuai spesifikasi teknis. Nilai material dalam satu tongkang tersebut ditaksir mencapai Rp1,5 miliar.
Material batu pecah 1/2 dan abu batu ini dipasok oleh PT PP (Pembangunan Perumahan) sebagai kontraktor untuk proyek pembangunan jalan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) serta peningkatan jalan di kawasan West Residence, IKN. Sumber material berasal dari PT M milik H dengan titik pengambilan di Donggala, Palu, Sulawesi Tengah.
Namun, batu yang dipasok diduga mengandung banyak batu kapur, sedangkan abu batu disebut-sebut bercampur tanah dalam jumlah signifikan. Jika digunakan untuk konstruksi jalan, material ini dikhawatirkan dapat mempercepat kerusakan jalan yang dibangun.
“Informasinya, material ini sebelumnya pernah ditolak oleh Otorita IKN karena tidak sesuai spesifikasi atau kualitasnya rendah. Tapi kenapa sekarang justru digunakan lagi untuk proyek di IKN,” ujar Al Banjari, salah satu Pemerhati Proyek Pembangunan IKN, Sabtu (27/9/2025).
Untuk memastikan kelayakan material, pihak terkait menyebutkan bahwa uji laboratorium perlu dilakukan melalui PT Sucofindo guna mengetahui apakah material tersebut memenuhi standar teknis atau tidak.
Sementara itu, Project Manager PT PP Pembangunan Jalan di dalam KIPP dan peningkatan jalan di Kawasan West Residence, Kamal didampingi Wakil Project Manager Yuda saat dikonfirmasi mengaku bahwa pengujian kualitas material tetap dilakukan sebelum digunakan.
“Dari QC (Quality Control) kami, material granular ini masih masuk. Untuk timbunan dan lain-lain, tidak ada masalah. Kami tetap melakukan tes, termasuk abrasi dan blending sebelum material digelar di lapangan,” jelasnya.
Ia juga menegaskan, material tidak langsung digunakan sebelum melalui proses pengujian ulang.
“Kami tidak serta-merta pakai. Kami akan blending dulu, lalu diuji lagi. Kalau tidak sesuai, pasti kami tolak. Posisi sekarang, material belum digunakan,” tambahnya.
Pihaknya juga menyampaikan harapan agar isu ini tidak menjadi polemik besar yang bisa menghambat kelancaran proyek strategis nasional.
“Saya berharap ini tidak melebar. Tujuan kami hanya memastikan pembangunan jalan berjalan dengan baik, dengan material yang sesuai standar,” tutupnya.
BACA JUGA