Pemkot Siapkan Solusi Konkret Atasi Banjir di Kompleks PGRI Gunung Bahagia

Pemkot Balikpapan
Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) dan Drainase Dinas PU Balikpapan, Jen Supriyanto

Balikpapan, Gerbangkaltim.com – Genangan air yang kerap melanda kawasan Kompleks PGRI di Kelurahan Gunung Bahagia, Balikpapan Selatan, kembali menjadi sorotan publik. Persoalan klasik yang sudah berlangsung bertahun-tahun itu kembali dibahas dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara warga dan DPRD Kota Balikpapan, Kaltim.

Dalam rapat tersebut, warga menyampaikan keluhan terkait kondisi drainase yang dinilai tidak mampu menampung debit air ketika hujan deras turun. Akibatnya, air sering meluap dan menggenangi rumah-rumah warga hingga ketinggian 30 sentimeter lebih. Situasi ini bukan hanya mengganggu aktivitas sehari-hari, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran akan kerusakan lingkungan dan kesehatan masyarakat.

Saluran Tidak Bisa Dilebarkan

Menanggapi hal itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) memastikan tengah menyiapkan langkah konkret untuk mengatasi persoalan tersebut.

Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) dan Drainase Dinas PU Balikpapan, Jen Supriyanto, menjelaskan bahwa kawasan Kompleks PGRI sebenarnya sudah memiliki jaringan drainase. Namun, kapasitas saluran yang ada tidak lagi memadai dan sulit diperluas karena kondisi wilayah yang padat.

“Saluran di kawasan itu sudah tidak mungkin dilebarkan. Di kiri dan kanan saluran, posisinya berhimpitan langsung dengan rumah warga. Kalau dipaksakan, bisa menimbulkan konflik lahan,” jelas Jen saat dikonfirmasi, Selasa (14/10/2025).

Menurutnya, pilihan solusi yang paling realistis untuk jangka panjang adalah membangun bendungan pengendali (bendali) di bagian hulu atau rumah pompa (polder system) guna mengendalikan debit air yang masuk ke kawasan permukiman.

Masih Menunggu Kajian Teknis dan Pembebasan Lahan

Jen mengungkapkan, kajian teknis terkait pembangunan rumah pompa di kawasan saluran primer Sepinggan belum tersedia. Saat ini, Dinas PU baru memiliki kajian untuk wilayah Klandasan Kecil dan Klandasan Besar.

Sementara itu, rencana pembangunan bendali di bagian hulu Kompleks PGRI sebenarnya sudah tercantum dalam Masterplan Drainase Kota Balikpapan. Namun proyek tersebut belum dapat direalisasikan karena terkendala status lahan yang masih dimiliki oleh warga.

“Lokasinya berada di belakang Polda Kaltim. Nantinya, aliran air dari Kompleks PGRI akan dialirkan ke saluran Ruhui Rahayu atas, lalu masuk ke saluran primer Sepinggan,” terang Jen.

Ia menambahkan, penyelesaian pembebasan lahan menjadi kunci utama agar proyek bendali dapat segera dimulai. “Kalau pembebasan lahannya tuntas, kami siap memulai perencanaan teknis dan pembangunan fisiknya,” ujarnya.

Dorongan dari DPRD dan Harapan Warga

Ketua Komisi III DPRD Balikpapan Yusri yang membidangi infrastruktur, mendorong agar pemerintah daerah segera menindaklanjuti proses pembebasan lahan dan penyusunan kajian teknis.

“Masalah banjir ini tidak bisa terus dibiarkan. Harus ada solusi permanen, bukan sekadar normalisasi kecil,” tegasnya.

Warga Kompleks PGRI pun berharap agar janji pemerintah tidak kembali tertunda.

“Kami sudah lama mendengar rencana pembangunan bendali, tapi sampai sekarang belum ada realisasinya. Setiap hujan besar, rumah kami selalu tergenang,” keluh salah satu warga, Sutrisno.

Dengan kondisi cuaca ekstrem yang diprediksi masih akan berlangsung hingga akhir tahun, masyarakat menanti langkah nyata dari Pemkot Balikpapan. Mereka berharap, pembangunan bendali dan rumah pompa benar-benar bisa terealisasi agar kawasan padat penduduk tersebut terbebas dari langganan banjir.

Tinggalkan Komentar