Penggunaan Mesin Insinerator di TPAS Manggar Tunggu Keppres

Pemkot Balikpapan
Pengelolaan sampah yang dilakukan di TPAS Manggar rencana akan menggunakan mesin incinerator, Senin (5/5/2025).

Balikpapan, Gerbangkaltim.com – Pemkot Balikpapan melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan masih menunggu Keputusan Presiden (Keppers) tentang penggunaan mesin insinerator dalam pengelolaan sampah yang ada di TPAS Manggar Balikpapan Timur,

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Balikpapan Sudirman Djayaleksana mengatakan, untuk penggunaan teknologi incinerator dalam pengelolaan sampah di TPAS Manggar Balikpapan Timur, masih dalam tahap pembahasan. Di mana kajian penggunaan teknologi insinerator ini baru selesai dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (LH).

“Kemarin sudah disampaikan Menteri Lingkungan Hidup (Hanif Faisol Nurofiq), di TPA Manggar itu nanti menggunakan insinerator atau insinerasi. Yang hasil bakarnya menghasilkan listrik,” ujarnya, Senin (5/5/2025).

Dikatakannya, dimana dalam pertemuan degan Menteri LH, ada permintaa untuk sementara ditunda dulu pembangunan atau pengadaannya.

“Pak Menteri Lingkungan Hidup, kemarin mina di-hold dulu. Sampai menunggu Keppres (Keputusan Presiden), soal berapa ton sampah yang bisa diolah oleh insinerator ini,” tukasnya.

Dalam rencana pembangunan mesin ininerator tersebut, katanya, Pemkot Balikpapan menyiapkan seluas 5 hektar lahan dari luas 40 hektar lahan yang ada di TPAS Manggar, Balikpapan Timur.

“Tanahnya sudah ada, tinggal menunggu arahan,” tegasnya.

Mesin insinerator digunakan dalam pengelolaan sampah untuk mengurangi volume dan berat sampah melalui pembakaran dengan suhu tinggi, biasanya antara 850-1200°C. Proses ini efektif untuk jenis sampah yang sulit didaur ulang seperti plastik dan limbah anorganik lainnya. Insinerasi juga dapat menghasilkan energi panas yang dapat dikonversi menjadi listrik, menawarkan solusi untuk mengelola sampah dan menghasilkan energi bersih.

Insinerator menggunakan suhu tinggi untuk membakar sampah, sehingga sampah yang semula padat berubah menjadi abu dan gas. Proses ini dapat mengurangi volume sampah hingga 97% dan beratnya hingga 70%. Dimana dengan pembakaran pada suhu tinggi juga membantu membunuh bakteri dan virus berbahaya yang mungkin ada dalam sampah.

Kemudian Insinerator dilengkapi dengan sistem pengendalian polutan udara untuk memastikan bahwa gas buang yang dihasilkan aman bagi lingkungan. Dimana, panas yang dihasilkan dari pembakaran sampah dalam insinerator dapat dimanfaatkan untuk memutar turbin dan menghasilkan listrik, sehingga sampah tidak hanya dikurangi, tetapi juga menjadi sumber energi.

Abu dan residu lain yang dihasilkan dari insinerasi perlu ditangani dengan hati-hati untuk menghindari pencemaran lingkungan, seperti dengan pembuangan yang aman di tempat pembuangan sampah khusus.

Mesin ini memiliki manfaat, dapat mengurangi volume sampah secara signifikan, mengurangi kebutuhan ruang untuk tempat pembuangan sampah akhir (TPA), sangat efektif dalam menangani sampah yang sulit didaur ulang, seperti plastik dan limbah anorganik lainnya, dapat menghasilkan energi yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti listrik atau pemanas.

Dengan sistem ini pengendalian polutan udara, insinerator dapat membantu mengurangi pencemaran udara dari pembakaran sampah.

Selain itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, mesin ini adalah teknologi yang mahal dan memerlukan perawatan yang cermat. Selain itu, proses insinerasi dapat menghasilkan polutan, seperti debu dan logam berat, yang perlu dikelola dengan baik, residu dari insinerator (seperti abu dan gas buang) perlu ditangani secara bertanggung jawab untuk menghindari pencemaran lingkungan.

Kemudian mesin ini tidak cocok untuk semua jenis sampah. Sampah yang mudah terbakar dan sulit didaur ulang lebih cocok untuk diolah dengan insinerator, sementara sampah organik yang dapat diolah menjadi kompos lebih baik diolah dengan metode lain.

Jadi menggunakan mesin Insinerator adalah salah satu teknologi pengelolaan sampah yang efektif, terutama untuk sampah yang sulit didaur ulang. Namun, penting untuk mempertimbangkan manfaat dan kelemahan teknologi ini, serta memastikan bahwa proses insinerasi dilakukan secara bertanggung jawab untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.

Tinggalkan Komentar