Tiga Koperasi KKMP di Balikpapan Mulai Dibangun, Ditarget Rampung Tiga Bulan ke Depan

Balikpapan, Gerbangkaltim.com – Pemerintah Kota Balikpapan melalui Dinas Koperasi, UMKM dan Perindustrian terus mendorong tumbuhnya koperasi berbasis kelurahan sebagai upaya memperkuat ekonomi masyarakat. Salah satunya melalui program Koperasi Kelurahan Merah Putih (KKMP) yang kini mulai memasuki tahap pembangunan fisik.
Kepala Dinas Koperasi, UMKM dan Perindustrian Kota Balikpapan, Heruressandy Setia Kesuma mengatakan, program ini merupakan tindak lanjut dari arahan Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia agar pemerintah daerah melakukan pendataan serta optimalisasi aset yang dapat digunakan untuk mendukung kegiatan koperasi.
“Kementerian meminta agar kita membaca ulang seluruh aset milik daerah. Aset itu bisa digunakan sebagai sekretariat, kantor sementara, maupun gerai usaha koperasi,” ujarnya.
Menurut Heruressandy, pembangunan tahap awal difokuskan pada tiga lokasi, yakni di Kelurahan Graha Indah (Balikpapan Utara), Kelurahan Sepinggan Baru (Balikpapan Selatan), dan Kelurahan Manggar (Balikpapan Timur).
Proyek pembangunan gerai dan gudang tersebut telah dimulai sejak prosesi groundbreaking pada Jumat pekan lalu, dengan target penyelesaian selama tiga bulan ke depan.
Kolaborasi Antara Pemerintah, Kementerian, dan TNI
Program KKMP ini tak hanya melibatkan pemerintah daerah dan Kementerian Koperasi, tetapi juga menggandeng TNI serta Lembaga Pembiayaan Dana Bergulir (LPDB). Kolaborasi ini bertujuan mempercepat pembangunan gerai dan gudang koperasi agar segera bisa beroperasi.
“Kerja samanya langsung antara Kementerian Koperasi, LPDB, dan TNI. Mereka membantu pembangunan gerai serta gudang bagi KKMP yang ditunjuk dan memiliki aset daerah yang bisa dimanfaatkan,” terang Heruressandy.
Tujuh Koperasi Sudah Bergerak
Dari total 34 koperasi kelurahan di Balikpapan, saat ini tiga sedang dibangun, sementara sisanya masih dalam tahap usulan. Namun, sejumlah koperasi sudah mulai beroperasi meski dengan modal terbatas.
“Sudah ada tujuh koperasi yang aktif bekerja sama dengan BUMN seperti PT Bulog dan PT Patra Niaga. Mereka menyalurkan bahan pokok dan juga LPG ukuran 5,5 hingga 12 kilogram,” jelasnya.
Fokus pada Pemberdayaan dan Pembiayaan
Untuk bidang simpan pinjam, Heruressandy mengakui, kegiatan itu belum dapat dijalankan karena masih terkendala permodalan. Pemerintah memproyeksikan butuh waktu sekitar tiga tahun ke depan sebelum koperasi benar-benar mampu menyediakan layanan pinjaman masyarakat secara mandiri.
Saat ini, dari total 109 koperasi aktif di Balikpapan, sekitar 70 persen telah melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT), sementara sisanya masih baru terbentuk dan akan melaksanakan RAT pada tahun mendatang.
“Kita terus dorong agar koperasi-koperasi baru ini segera memenuhi administrasi dan bisa melaksanakan RAT, karena itu syarat penting bagi keberlangsungan koperasi,” pungkasnya.
Dengan langkah ini, Pemkot Balikpapan berharap koperasi berbasis kelurahan dapat menjadi tulang punggung ekonomi rakyat dan memperkuat daya tahan masyarakat terhadap tekanan ekonomi.
BACA JUGA