Balikpapan, Gerbangkaltim.com – Pelaksanaan Pekan Paralympic Provinsi (Peparprov) ke IV Kalimantan Timur (Kaltim) Tahun 2023 untuk Cabor Tenis Meja yang dilaksanakan di di Lapangan Tenis Indoor, Balikpapan Tennis Square di ikuti sebanyak 7 Kabupaten Kota dengan sebanyak 62 orang peserta.

Kordinator Cabor Pertandingan Tenis Meja Peparprov IV Kaltim, Awang Asmaudin mengatakan, Cabor Tenis Meja yang dilaksanakan di di Lapangan Tenis Indoor, Balikpapan Tennis Square ini akan berlangsung tanggal 16-19 November 2023 besok.

“Dicabor ini ada beberapa nomor yang dipertandingkan, dari awal itu Kursi Roda, Upper, Lower, Tuna Grahita, Tuna Netra dan Tuna Rungu Wicara,” ujarnya, Sabtu (18/11/2023).

Pertandingan cabor tenis meja sudah dimulai sejak Kamis (16/11/2023) kemarin, dimana atlet tunggal putra dari kursi roda Kota Samarinda bernama Arbain berhasil mendapatkan medali emas. Kemudian disusul ditempat kedua Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) mendapatkan perak atas nama Budi SaFe’i dan juara bersama perunggu Heri Santoso dari Kota Balikpapan dan Iksan dari Kota Samarinda.

Sedangkan untuk Tunggal Putri Kelas Kursi Roda emas diraih atlet Kota Balikpapan atas nama Halimatusaidah, Kota Samarinda atas nama Nurlaila mendapatkan Perak dan Perunggu diraih Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) atas nama Yuniarti dan Samsa Makalan dari Kota Samarinda.

Untuk Kategori Tunggal Putra Kelas Lower, Kabupaten Kutai Kartanegara meraih emas atas nama Rusianto, Agus Rahim meraih perak dari Kota Balikpapan dan Kabupaten Kukar atas nama Lasupi dan Muttakin meraih Perunggu.

Kategori Tunggal Putra Kelas Upper, medali emas diraih Kota Bontang atas nama Anggara Saputra, Kota Balikpapan atas nama Muhammad meraih Perak dan Perunggu diraih Samsuddin dari PPU dan Rahmad Doni dari Kukar.

Kategori Tunggal Putra Kelas Grahita diraih Kota Balikpapan atas nama Ahmad Yusuf dengan medali emas, medali Perak diraih Kota Balikpapan atas nama Dedi Juli dan Kota Bontang meraih Perunggu atas nama Redo Fitriah.

“Kita ada kelas tungal, ganda dan beregu. Semua kelas ini kita baru memainkan tunggal karena ada enam klasifikasi. Jadi ada tunggal putra, ganda putra, beregu putra, tunggal putri, ganda putri dan beregu putri,” jelasnya.

Awang menambahkan, hal yang menjadi prinsip sebagai penyelenggara, dalam sistem pertandingan mengikuti aturan Paralympic tetapi perlakuan sama.

“Meskipun mereka mempunyai keterbatasan tapi secara sistem dan aturan kita terapkan sebagaimana mestinya, jadi mereka merasa mendapat perlakuan yang sama dengan yang normal. Bagaimana bermain dalam kursi roda termasuk tuna netra,” tutupnya.

 

Share.
Leave A Reply