Balikpapan, Gerbangkaltim.com – Perang sarung yang tengah ramai terjadi di Kota Makassar, Sulsel juga marak terjadi di Kota Balikpapan. Akibat aksi tidak terpuji ini seorang bocah berinisal AH warga Jalan Prapatan Dalam, Kecamatan Balikpapan Kota, Kota Balikpapan terpaksa kehilangan bola mata sebelah kiri akibat serpihan kayu yang berada di dalam sarung.

Kakak Korban Gevi mengatakan, kejadiannya berawal Ketika korban pamit untuk kepada orang tuanya untuk pergi salat tarawih, Sabtu 1 April 2023 malam lalu. Namun naas korban yang menonton aksi perang sarung ini terpaksa harus kehilangan bola matanya.

“Dia (AH) tidak bawa sarung, dia cuma menonton dan tidak ikut perang sarung tapi justru dia yang kena,” ujarnya, Senin (3/4/2023).

Gevi menambahkan, dalam kasus ini terduga pelaku yang menyabetkan sarung ke sang adik juga sudah diketahui. Dan saat ini, pihak keluarga korban tidak tinggal diam dan berencana menempuh jalur hukum.

“Meski pelakunya masih anak-anak, kami berharap hukum seadil-adilnya yang diberlakukan,” ungkapnya.

Sedangkam korban saat ini masih menjalani perawatan yang intensif di Rumah Sakit Bhayangkara Balikpapan.

Kapolresta Balikpapan, AKBP Anton Firmanto Ketika dikonfirmasi mengaku belum mengetahui informasi tersebut dimana untuk laporan perang sarung anak remaja belum begitu banyak. Tapi, diakuinya itu ada dan personel Polresta Balikpapan selalu siap siaga 24 jam.
“Setiap malam Minggu kita patroli terus. Semua kepolisian mulai Polsek kita kerahkan untuk melaksanakan patroli, yang kita sebut birukan langit,” ujarnya.

“Kalau kejadian anak tersebut, saya belum mengetahui informasi. Tapi yang pasti kita menghimbau kepada Orangtua agar memperhatikan anaknya dan upayakan anak itu harus ada di rumah maksimal pukul 22.00 WITA,” tambahnya.

Angton menjelaskan, perjalanannya saat masih remaja yang ditekankan sama orang tua harus pukul 21.00 Wita sudah di rumah.

“Nah itu harus ditekankan lagi sama Orangtua, kami sebagai petugas keamanan kepolisian hanya mengingatkan, misalkan kalau ada pelanggaran pidana tentu kita lakukan penindakan cara tegas sesuai aturan yang ada,” tukasnya.

Dikatakannya, permainan ini seakan menjadi tradisi pada Ramadan dan terus meningkat. Dirinya pun menyampaikan pada setiap Polsek untuk selalu mengawasi kegiatan-kegiatan di masyarakat.

“Kemudian para Babinkamtibmas kalau bisa disetiap Salat Tarawih itu ada berbaur di masyarakat setiap masjid, sekaligus memberikan penyuluhan kepada masyarakat. Ini artinya sekali lagi, kita kepolisian hadir ditengah-tengah masyarakat. Kita bekerja 1×24 jam,” tukasnya.

Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas’ud meminta semua pihak untuk lebih meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak, terutama di lingkungan tempat tinggalnya. Menyusul maraknya aksi perang sarung yang sudah memakan korban salah satu bocah berusia 9 tahun di Kota Balikpapan.

“Sekali lagi pemerintah dan kepolisian, kita tidak akan mungkin bisa mampu meminimalisir itu semua, bukan hanya perang sarung. Jadi kejadian di masyarakat harus ada keterlibatan semua pihak. Nah ini diperlukan kesadaran dari LPM, lurah, camat, RT dan kepada orang tua, bahwa mereka harus menjaga anak-anaknya,” ujarnya.

Dengan tinginya kesadaran, kata Rahmad, maka semua akan terjaga. Sebab pemerintah hanya mengeluarkan regulasi, mengawasi dan menjaga, tapi tidak setiap 24 jam.

Ini karena yang mengetahui lebih dahulu kejadian yang terjadi di lingkungan adalah masyarakat sekitar.

“Nah itu imbauan saya, bukan berarti kita mau melepaskan diri. Tetapi kalau kita nggak bersama-sama berusaha saling mencegah, bukan hanya perang sarung tapi perang-perang yang lainnya bisa saja muncul nanti,” tegasnya.

“Ini penting, termasuk media juga harus mensosialisasikan atau menyampaikan imbau kepada masyarakat, para orang tua, tokoh masyarakat dan pemuda agar tidak henti-hentinya memberikan edukasi kepada anak-anak kita untuk menjaga. Itu ‘kan lebih baik,” tutupnya.

Share.
Leave A Reply