TABANAN, Gerbangkaltim.com -Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Antonius Benny Susetyo, menyatakan bahwa Pancasila adalah penjaga budaya dan pemersatu bangsa Indonesia yang majemuk. Hal itu dia ungkapkan dalam acara Sosialisasi Pemilu Damai dan Persembahayangan Bersama yang dilaksanakan oleh Pasraman Agung Mandala Suci, di Kecamatan Penebel, Tabanan, Bali, Rabu (30/08/2023).

Benny, sapaan akrabnya, menyampaikan bahwa Soekarno sudah menyadari keberagaman budaya Indonesia.

“Bali budayanya berbeda dengan budaya di Jawa, dan dengan tempat lainnya. Bung Karno menyadari hal itu, dan dia pun menggali nilai-nilai dari Indonesia, dan dari situ pun Pancasila lahir. Bung Karno-lah yang mencetuskan Pancasila, pada tanggal 1 Juni 2023, bukan pihak lain,” tuturnya.

“Pancasila adalah tata dunia baru yang mampu memberikan kekuatan besar, bukan hanya bagi Indonesia, tetapi juga dunia. Terbukti dengan adanya Konferensi Asia Afrika, dan karena itu 24 negara menjadi merdeka di era tersebut. Jokowi meneruskan semangat ini. Buktinya: G20 di Bali kemarin berhasil menenangkan dunia.”

Dia pun menjelaskan Indonesia yang majemuk perlu sebuah rasa. Dan rasa itu adalah Pancasila.

“Rasa yang saya maksud adalah rasa ketuhanan, keadilan, persatuan, kemanusiaan, kerakyatan. Itu semua nilai-nilai yang mampu menyatukan masyarakat kita yang majemuk ini. Maka semua orang juga harus memiliki rasa-rasa itu, dan jika sudah memiliki, maka tidak mungkin (mereka) menjelek-jelekkan orang lain, menyebarkan hoaks, membuat perpecahan, memakai isu SARA, dan seterusnya,” jelasnya.

Budayawan ini pun mengungkapkan bahwa nilai Pancasila dimiliki semua orang Indonesia adalah tujuan dari Pancasila sebagai ideologi bangsa.

“Bung Karno menginginkan Pancasila sebagai ideologi hidup, yaitu nilai-nilainya dihidupi oleh masyarakatnya, dan sebagai ideologi kerja, dimana Pancasila digunakan sebagai dasar membangun kesejahteraan masyarakat, seperti di sila kelima. Hal itu yang sedang dijalankan pemerintah lewat pembangunan infrastruktur,” terangnya.

Sehubungan dengan kesinambungan pembangunan, pakar komunikasi politik ini menyerukan agar dalam pemilu yang akan datang, benar-benar masyarakat memilih dengan cerdas dan cermat.

“Pilihlah, baik daerah maupun pusat, calon yang anda cermati dan telusuri sebagai seorang Pancasilais. Bukan hanya soal ketenaran, tetapi juga penghormatan kepada budaya, suku bangsa, kemajemukan; jangan memilih kepada yang sering mencerai-beraikan, memakai isu SARA. Pilihlah yang memang memiliki track record yang baik, dosa yang paling kecil, dan yang paling bisa meneruskan dan menjalankan nilai-nilai Pancasila sebaik-baiknya.”

Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP ini juga menyoroti pendidikan Pancasila yang akan dilaksanakan.

“Untuk generasi muda, BPIP bersama Kemendikbud sudah merumuskan dan meluncurkan pendidikan Pancasila dari pendidikan dasar sampai SMA. Jangan sampai anak-anak Indonesia lupa sejarah, budaya, dan nilai Pancasila sebagai ideologi bangsa. Jika mereka lupa, bagaimana mereka bisa merasa mencintai bangsa dan negaranya, beserta keunikan semua masyarakatnya?” katanya.

Benny pun menutup dengan sebuah seruan.

“Mari kita bersatu demi Indonesia semakin maju. Mari memilih pemimpin yang memiliki rasa Pancasila. Dengan begitu, budaya dan bangsa ini terjaga, karena Pancasila adalah penjaga budaya dan pemersatu bangsa Indonesia,” tutupnya.

Share.
Leave A Reply