BPS Catat Balikpapan dan PPU Alami Deflasi pada Agustus 2025, Harga Pangan Jadi Penopang

Inflasi PPU 2025
Balikpapan tercatat alami deflasi 0,73% pada Agustus 2025, lebih rendah dibanding inflasi nasional dan tetap dalam target sasaran.

Gerbangkaltim.com, Balikpapan – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat dua wilayah di Kalimantan Timur, yakni Kota Balikpapan dan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), mengalami deflasi pada Agustus 2025.

Kota Balikpapan tercatat deflasi sebesar 0,73% (mtm) dengan inflasi tahun kalender Januari–Agustus 2025 mencapai 1,40% (ytd) dan inflasi tahunan 1,31% (yoy). Angka ini lebih rendah dibanding inflasi nasional sebesar 2,31% (yoy) maupun inflasi gabungan empat kota di Kaltim sebesar 1,79% (yoy).

Deflasi Balikpapan dipicu turunnya tarif angkutan udara, harga tomat, cabai rawit, bahan bakar rumah tangga, serta biaya pendidikan di tingkat SMP. Penurunan harga dipengaruhi panen raya, tambahan rute penerbangan, hingga bantuan pendidikan dari pemerintah daerah.

Sementara itu, Kabupaten PPU mencatat deflasi lebih dalam, yakni 0,78% (mtm). Meski begitu, inflasi tahun kalender mencapai 1,93% (ytd) dan inflasi tahunan 2,99% (yoy), lebih tinggi dari nasional. Deflasi di PPU disumbang terutama dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau, dengan komoditas utama seperti tomat, cabai rawit, semangka, sawi hijau, dan kacang panjang.

Adapun inflasi di kedua daerah masih ditopang komoditas tertentu. Di Balikpapan, harga bawang merah, ikan layang, angkutan laut, ketimun, dan kacang panjang mengalami kenaikan. Sedangkan di PPU, komoditas seperti beras, ikan layang, ikan tongkol, bawang merah, dan ketimun menjadi penyumbang inflasi.

Bank Indonesia Balikpapan bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) berkomitmen menjaga stabilitas harga dengan program operasi pasar, gelar pangan murah, kerja sama antar daerah, serta Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).


Sumber: Bank Indonesia Balikpapan, BPS

Tinggalkan Komentar