Balikpapan, Gerbangkaltim.com – Ekosistem gambut dan mangrove merupakan salah satu ekosistem terbesar di Indonesia, dengan lahan gambut seluas 13,9 juta hektar dan mangrove seluas 3,36 juta hektar. Kedua ekosistem ini memiliki peran penting dalam siklus hidrologi, habitat keanekaragaman hayati, sumber pangan hingga mitigasi perubahan iklim, terutama dalam menyimpan cadangan karbon.

Ekosistem mangrove mampu menyimpan cadangan karbon 3 – 5 gigaton sedangkan gambut dapat menyimpan cadangan karbon sebesar 40 gigaton, lebih besar dari ekosistem mangrove.

Namun seiring berjalannya waktu, pemanfaatan ekosistem tersebut tidak sejalan dengan pemeliharaannya. Tantangan terbesar dalam restorasi gambut dan mangrove adalah alih fungsi lahan menjadi daerah industri, pemukiman dan tambak.

Selain itu, adat istiadat masyarakat dalam pembukaan lahan menjadi salah satu faktor pemicu terjadinya kebakaran di lahan gambut. Melihat kondisi ini, perlunya kolaborasi antara BRGM dengan para pihak dalam upaya mempercepat pelaksanaan restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove.

BRGM bekerjasama dengan TNI AU berkomitmen dalam pelaksanaan pemulihan gambut dan mangrove. Komitmen ini dilaksanakan melalui penandatanganan perjanjian kerja sama yang turut dihadiri oleh Sekretaris BRGM, Ayu Dewi Utari sebagai pihak pertama dan Aspotdirga Kasau Marsekal Muda TNI, Andi Wijaya sebagai pihak kedua dalam rangka dalam rangka menjaga ketahanan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dilaksanakan di Lanud Dhomber Balikpapan, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur (02/03).

“Selama tahun 2021-2024, BRGM bertugas dalam percepatan rehabilitasi ekosistem mangrove di Provinsi Kalimantan Timur yang merupakan salah satu wilayah kerja BRGM. Hingga tahun 2023, BRGM bersama masyarakat dan pemerintah setempat Provinsi Kaltim telah melakukan usaha pemulihan ekosistem mangrove seluas 7.405 hektar. Kegiatan rehabilitasi ekosistem mangrove juga dilakukan di area Pantai Auri dengan jenis tanaman Avicennia sp. dan Rhizophora sp. pada lahan seluas 3 hektar,” ujar Sekretaris BRGM, Ayu Dewi Utari

Aspotdirga Kasau, Marsekal Muda TNI Andi Wijaya mengatakan, dengan kerja sama ini, pihaknya berharap dapat bersinergi dengan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove dalam melaksanakan program-program Restorasi, Konservasi, dan Pemberdayaan Masyarakat setempat.

“Tantangan lingkungan tidak dapat diatasi sendirian, dan kolaborasi seperti yang dilakukan oleh BRGM dan TNI AU adalah langkah awal yang sangat penting,” katanya.

Pada kesempatan ini Sekretaris BRGM mengatakan, “Kalau bicara kerusakan, di Indragiri Hilir, Riau ada sekitar 1500 hektar kebun kelapa pasang surut yang hancur karena mangrovenya hilang dibabat untuk arang. Itu bagian dari kesalahan kita sebagai aparat karena kita kurang mensosialisasikan dan menjaga mangrove kita, oleh karena itu kami mengajak seluruh pihak karena BRGM tidak mungkin bekerja sendiri melakukan rehabilitasi dan konservasi atas mangrove ini.” ucap Ayu.

Share.
Leave A Reply