Dewan Komisaris Pertamina Tinjau Operasi Hulu dan Konservasi Orangutan di Kalimantan Timur

Pertamina Hulu Sanga Sanga
ChatGPT bilang: Dewan Komisaris Pertamina meninjau fasilitas operasi PHSS di Mutiara Central Plant dan program pelestarian orang utan di Kalimantan Timur, 24 Juli 2025.

Gerbangkaltim.com, Balikpapan – Dewan Komisaris PT Pertamina (Persero) melakukan kunjungan lapangan ke wilayah operasi PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS), anak perusahaan PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI), pada 24 Juli 2025. Rombongan yang dipimpin Wakil Komisaris Utama Todotua Pasaribu meninjau langsung fasilitas Mutiara Central Plant (MCP) di Kalimantan Timur serta menyambangi program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) terkait konservasi orang utan di hutan Kalimantan.

Turut hadir dalam kunjungan tersebut, Komisaris Nanik S. Deyang, Komisaris Independen Condro Kirono dan Raden Adjeng Sondaryani, Direktur Manajemen Risiko Pertamina Ahmad Siddik Badruddin, serta jajaran direksi Pertamina Hulu Energi dan PHSS.

Direktur PHSS Sunaryanto dan GM Zona 9 Julfrinson Alfredo Sinaga memaparkan capaian operasional perusahaan. Hingga Juni 2025, PHSS berhasil mencatatkan produksi gas sebesar 93,11 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd) dan minyak 12.752 barel per hari (BOPD), menunjukkan tren positif di tengah tantangan pengelolaan lapangan tua.

Dalam sambutannya, Todotua menekankan pentingnya kolaborasi antarunit dalam menjawab tantangan industri hulu migas. “Koordinasi dan sinergi menjadi kunci menghadapi dinamika industri,” ujarnya.

Rangkaian kunjungan juga mencakup program pelestarian orang utan yang dijalankan Zona 9 melalui PEP Tanjung, PEP Sangasanga, dan PEP Sangatta bekerja sama dengan Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF). Sejak 2024, program ini mencakup adopsi tiga orang utan dan penanaman 2.600 pohon sebagai bentuk komitmen terhadap konservasi keanekaragaman hayati dan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin ke-15.

Komisaris Nanik S. Deyang mengapresiasi sinergi antara perusahaan dan BOSF. “Program ini luar biasa, tidak hanya merawat orang utan, tetapi juga menunjukkan komitmen terhadap keseimbangan ekosistem,” ujarnya. Ia menyoroti pentingnya pelatihan ulang bagi orang utan agar mampu bertahan di habitat alami serta perlunya pemantauan pasca pelepasliaran.

Lebih lanjut, Nanik mendorong agar program CSR juga menyentuh aspek sosial melalui pemberdayaan masyarakat, sehingga manfaat konservasi juga berdampak pada peningkatan ekonomi lokal. Ia berharap kolaborasi antara BOSF dan entitas Pertamina dapat diperluas ke wilayah kerja lain.

Zona 9 merupakan bagian dari Subholding Upstream Pertamina Regional 3 Kalimantan yang dikelola oleh PT PHI, bekerja sama dengan SKK Migas. Selain fokus pada operasional hulu migas, entitas di Zona 9 menjalankan berbagai program TJSL yang menyentuh sektor ekonomi, pendidikan, kesehatan, lingkungan, hingga tanggap bencana.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai PHI dan program tanggung jawab sosialnya, kunjungi https://phi.pertamina.com.

Tinggalkan Komentar