Drum Eco Shield “Si Biru”, Penahan Longsor yang Membawa Berkah

inovasi Drum Eco Shield
Lahan rawan longsor yang sudah dimanfaatkan warga untuk tanaman sayuran melalui inovasi Drum Eco Shield di di kawasan Jalan Dahor, Kelurahan Baru Ilir, Balikpapan Barat, Balikpapan, Kaltim, Senin (12/10/2025).

Balikpapan, Gerbangkaltim.com, – Kota Balikpapan memiliki topografi yang sebagian besar didominasi wilayah berbukit. Sekitar 85 persen wilayahnya memiliki kemiringan lereng antara 15–40 persen, dengan jenis tanah podsolik merah kuning yang rawan erosi. Sisanya, sekitar 15 persen, merupakan daerah dataran di sepanjang pantai dengan jenis tanah alluvial.

Kondisi geografis ini menjadikan Balikpapan rentan terhadap bencana tanah longsor, atau yang lebih dikenal warga sebagai tanah bergerak. Hal ini juga dirasakan oleh warga di kawasan Jalan Dahor, Kelurahan Baru Ilir, Kecamatan Balikpapan Barat, Kalimantan Timur.

Melalui program Kampung Baru Ilir Mandiri Indah dan Sejahtera (Kaliandara), warga bersama PT Kilang Pertamina Internasional RU V Unit Balikpapan, tidak hanya fokus pada pemberdayaan ekonomi dan ketahanan pangan melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), tetapi juga berupaya melakukan mitigasi bencana di kawasan rawan longsor tersebut.

Salah satu upayanya adalah melalui inovasi teknologi geocell dengan memanfaatkan drum bekas yang disebut Drum Eco Shield. Inovasi ini berfungsi untuk menahan pergerakan tanah serta menampung air hujan agar dapat meresap ke dalam tanah. Menariknya, permukaan atas Drum Eco Shield juga dimanfaatkan warga sebagai lahan produktif untuk menanam sayuran dan buah-buahan, melengkapi konsep vertical garden dan urban farming yang sudah lebih dahulu dilakukan warga.

Bermanfaat dan Mengurangi Kekhawatiran Warga

Andi Ana, warga Jalan Dahor RT 51 sekaligus anggota Kampung Kaliandara, menyampaikan bahwa pemukiman warga yang berada di lereng bukit sangat rentan terhadap longsor. Inovasi Drum Eco Shield yang dipasang di titik-titik rawan telah memberikan rasa aman bagi warga.

“Dulu setiap kali hujan turun, kami selalu khawatir terjadi longsor karena penahan tanah hanya dibuat dari kayu. Sekarang, dengan adanya Drum Eco Shield, kami merasa jauh lebih aman,” ujarnya, Jumat (10/10/2025).

Andi menambahkan, dengan bantuan dari Pertamina, warga sangat bersyukur karena keberadaan inovasi ini terbukti bermanfaat.

Lahan Longsor Disulap Jadi Kebun Produktif

Inovasi Drum Eco Shield

Pemasangan Drum Eco Shield untuk mencegah longsor di di kawasan Jalan Dahor, Kelurahan Baru Ilir, Balikpapab Barat, Balikpapan, Kaltim, Senin (12/10/2025).

Selain menahan longsor, lahan yang sebelumnya menjadi sumber kekhawatiran kini telah dimanfaatkan warga sebagai kebun produktif. Beragam tanaman seperti tomat, terong, cabai, jahe, kunyit, hingga sayuran hijau seperti sawi, bayam, dan kangkung tumbuh subur di sana.

“Hasilnya tidak dijual, tapi digunakan bersama untuk kebutuhan warga,” tambah Andi.

Lahan tersebut juga menjadi pusat kegiatan sosial warga, termasuk posyandu bayi dan balita serta kegiatan lansia yang rutin diadakan setiap bulan. “Biasanya kami masak dari hasil kebun ini untuk makan bersama,” ujarnya bangga.

Drum Eco Shield,

Kawasan rawan longsor di RT 51 kawasan Jalan Dahor, Kelurahan Baru Ilir, Balikpapab Barat, Balikpapan, Kaltim setelah dilakukan pemasangan Drum Eco Shield, Senin (12/10/2025).

Dari Drum Bekas Menjadi Teknologi Ramah Lingkungan

Firmansyah, pelaksana pembangunan Drum Eco Shield, menjelaskan bahwa pengerjaan proyek dilakukan secara bertahap, mulai dari penggalian fondasi, perakitan struktur besi seperti cakar ayam, hingga pengecoran.

Drum bekas dari kilang Pertamina dilubangi membentuk pori-pori seperti sarang lebah dan disusun dengan kemiringan 6–10 cm, membentuk struktur geocell yang mampu menahan tekanan tanah sekaligus mencegah erosi.

“Drum bekas ini dimanfaatkan supaya tidak jadi sampah. Selain untuk menahan tanah, bagian atasnya juga ditanami,” jelasnya.

Untuk memperkuat fungsinya, warga juga menanam rumput vetiver dan pohon kaliandra, serta berbagai tanaman sayuran dan buah. Kombinasi struktur geocell dan akar tanaman ini terbukti efektif menahan pergerakan tanah, terutama di sekitar area TK Yos Sudarso yang berada tepat di bawah proyek.

Tercatat, sekitar 256 drum telah ditanam membentuk struktur geocell sepanjang 28 meter dengan lebar sekitar 5 meter.

“Alhamdulillah, manfaatnya sudah terasa. Tanah kini lebih kuat dan tidak longsor lagi seperti dulu,” ujar Firmansyah.

Warga berharap, inovasi ini bisa menjadi contoh pengelolaan lingkungan berbasis daur ulang untuk wilayah lain yang juga rawan longsor di Balikpapan.

Dilengkapi Sistem Peringatan Dini Berbasis Tenaga Surya

tenaga surya,

Kawasan rawan longsor di RT 51 kawasan Jalan Dahor, Kelurahan Baru Ilir, Balikpapan Barat, Balikpapan, Kaltim dilengkapi dengan early warning system dengan menggunakan tenaga surya, Senin (12/10/2025).

Ketua RT 51, Muhammad Yusuf, menambahkan bahwa kawasan tersebut kini juga dilengkapi dengan sistem peringatan dini (early warning system) yang mampu mendeteksi potensi longsor dan kebakaran. Alat ini akan mengeluarkan alarm jika terjadi pergerakan tanah atau indikasi kebakaran di sekitar lokasi.

“Kalau ada pergerakan tanah atau kebakaran, alat ini akan berbunyi,” jelasnya.

Sistem ini dipasang di titik yang pernah mengalami longsor sebagai langkah antisipasi. Selain itu, alat ini didukung oleh panel surya yang juga digunakan untuk penerangan lingkungan.

“Sumber energinya tenaga surya, termasuk untuk penerangan di malam hari,” tambahnya.

Saat ini baru satu unit sistem peringatan dini yang terpasang di RT 51, namun warga berharap alat serupa dapat dipasang di lokasi lain yang juga rawan bencana.

“Hingga sekarang, alat ini belum pernah berbunyi karena tidak ada pergerakan tanah terdeteksi. Tapi kami merasa lebih tenang karena sudah ada sistem peringatan dini,” ujar Yusuf.

Kawasan Jadi Lebih Aman dan Nyaman

Program Kaliandra yang dijalankan sejak 2022 lahir dari hasil social mapping tahun 2024 yang menunjukkan potensi risiko longsor akibat tanah lempung, minimnya ruang hijau, dan tantangan ekonomi masyarakat.

Program ini dikembangkan melalui empat pilar utama:

  1. Lingkungan berkelanjutan,

  2. Ketangguhan bencana,

  3. Kesehatan masyarakat,

  4. Pemberdayaan ekonomi.

Kaliandra memberikan solusi menyeluruh bagi kawasan padat penduduk yang rawan longsor, melalui teknologi Drum Eco Shield, lorong hijau, posyandu lansia dan balita, hingga inkubasi UMKM perempuan yang memperkuat kemandirian ekonomi lokal.

“Awalnya kami melibatkan para ibu untuk membuat lorong hijau, lalu berkembang menjadi program UMKM,” ujar Denny Saputra Ramadhan, Officer II CSR & SMEPP PT Kilang Pertamina Internasional RU V Balikpapan.

Tahun ini, program diperkuat dengan peluncuran teknologi Drum Eco Shield sebagai bentuk inovasi geocell yang memanfaatkan drum bekas untuk memperkuat struktur tanah di daerah perbukitan.

Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Balikpapan, sepanjang 2024 hingga 2025 terjadi 144 kejadian tanah longsor dan tanah bergerak, termasuk di Balikpapan Barat yang mencatat empat kejadian serupa di beberapa titik.

Melihat tingginya risiko tersebut, Pertamina menetapkan Drum Eco Shield sebagai program unggulan inovasi sosial tahun 2025. Proyek percontohan telah diterapkan di RT 51 dan kini diperluas ke RT 54 dan RT 24 di wilayah Balikpapan Barat.

“Dari hasil kajian, geocell terbukti membantu menahan pergerakan tanah dan mencegah potensi longsor,” tegas Denny.

Dengan hadirnya program ini, masyarakat tidak hanya mendapatkan lingkungan yang lebih aman, tapi juga peluang pengembangan ekonomi dan sosial secara berkelanjutan.***

Tinggalkan Komentar