Inflasi November 2025 di Balikpapan dan PPU Meningkat, Komoditas Pangan Jadi Pendorong Utama
Gerbangkaltim.com, Balikpapan – Kota Balikpapan dan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) tercatat mengalami inflasi pada November 2025, berdasarkan rilis resmi Badan Pusat Statistik (BPS). Indeks Harga Konsumen (IHK) Balikpapan naik 0,60% (mtm) sehingga inflasi tahun kalender mencapai 1,98% (ytd) dan inflasi tahunan sebesar 2,31% (yoy). Angka ini masih berada dalam rentang sasaran inflasi nasional 2025 sebesar 2,5% ±1%.
Kelompok Transportasi menjadi pendorong utama inflasi Balikpapan dengan andil 0,26% (mtm), terutama akibat kenaikan tarif penerbangan rute BPN–SUB dan BPN–UPG yang meningkat seiring mobilitas kedinasan. Komoditas lain seperti emas perhiasan, kacang panjang, SKM, dan tomat juga menyumbang kenaikan harga. Peningkatan harga hortikultura mayoritas dipicu curah hujan tinggi yang mengganggu produksi lokal maupun pemasok dari luar daerah.
Meski demikian, sejumlah komoditas mengalami deflasi, terutama dari kelompok perlengkapan rumah tangga. Daging ayam ras, ikan layang, air kemasan, baju muslim wanita, dan beras menjadi penyumbang penurunan harga berkat meningkatnya pasokan dan kebijakan diskon dari peritel.
Di Kabupaten PPU, IHK juga mencatat inflasi 0,14% (mtm) dengan inflasi tahunan mencapai 2,45% (yoy). Komoditas tomat, kacang panjang, buncis, sawi hijau, dan emas perhiasan menjadi pendorong utama inflasi, sebagian besar dipicu pasokan terbatas akibat cuaca. Di sisi lain, deflasi dipengaruhi turunnya harga daging ayam ras, ikan tongkol, beras, dan kelapa berkat meningkatnya produksi dan kelancaran distribusi.
Bank Indonesia Balikpapan menilai beberapa risiko inflasi ke depan perlu diwaspadai, termasuk puncak musim hujan, risiko banjir, dan potensi melonjaknya permintaan selama Natal dan Tahun Baru. Level optimisme konsumen juga tercatat meningkat, terlihat dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Balikpapan yang mencapai 123,8, naik dari 119,3 pada Oktober 2025. Pertumbuhan transaksi QRIS yang melonjak di Balikpapan dan PPU turut menunjukkan daya beli masyarakat masih kuat.
Untuk menjaga stabilitas harga, Bank Indonesia bersama pemerintah daerah melalui TPID berkomitmen memperkuat koordinasi, mulai dari pemantauan harga pangan, sidak pasar, kerja sama antar daerah, gelar pangan murah, hingga penguatan pasokan dan pemanfaatan lahan pekarangan. Program GNPIP akan terus dioptimalkan untuk menjaga inflasi tetap berada dalam sasaran nasional.
Sumber: Bank Indonesia Balikpapan
BACA JUGA
