Inovasi Energi Terbarukan Wasteco PHM di TPAS Manggar Jadi Perhatian Delegasi Tujuh Negara

Pertamina Hulu Mahakam
Delegasi GIZ Jerman mengunjungi program CSR Wasteco PT Pertamina Hulu Mahakam di TPAS Manggar, Balikpapan, Jumat (17/10/2025).

Gerbangkaltim.com, Balikpapan – Inovasi pengelolaan sampah menjadi sumber energi terbarukan (EBT) yang digagas PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) melalui program Waste to Energy for Community (Wasteco) kembali menarik perhatian dunia. Delegasi dari tujuh negara mengunjungi lokasi program CSR unggulan PHM di Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) Manggar, Balikpapan, Jumat (17/10/2025), untuk mempelajari penerapan energi bersih berbasis partisipasi masyarakat.

Kunjungan tersebut merupakan bagian dari International Capacity Development Programme (ICDP) yang difasilitasi oleh The Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH, lembaga kerja sama pembangunan milik Pemerintah Federal Jerman. Sebanyak 45 peserta dari Indonesia, Thailand, Vietnam, Mongolia, Cile, Kolombia, dan Afrika Selatan hadir untuk meninjau langsung implementasi program pengelolaan gas metana menjadi energi rumah tangga ramah lingkungan.

Manager Communication, Relations & CID PHI, Dony Indrawan, menjelaskan bahwa Wasteco menjadi pionir pengelolaan gas metana dari sampah organik di TPAS yang mampu mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 100.651 ton CO₂eq per tahun. “Program ini tidak hanya mengubah sampah menjadi energi, tapi juga menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat sekitar TPAS Manggar,” ujarnya.

PHM melalui program ini turut menekan biaya energi masyarakat. Pemanfaatan gas metana berhasil menghemat penggunaan elpiji 3 kg hingga 16.800 tabung per tahun, setara penghematan Rp456 juta. Gas tersebut kini dinikmati oleh 380 rumah tangga atau sekitar 1.520 jiwa, sekaligus memunculkan 29 UMKM baru dan kelompok bank sampah yang melibatkan lebih dari 100 warga sekitar.

Implementation Manager IKI JET GIZ Indonesia, Ade Cahyat, menyampaikan apresiasinya atas langkah PHM dalam mengintegrasikan pengelolaan sampah dan energi terbarukan. “Program ini menjadi contoh nyata kolaborasi masyarakat, pemerintah, dan sektor industri dalam mendukung transisi energi bersih,” tuturnya.

Program Wasteco sebelumnya juga telah mendapat pengakuan internasional, termasuk tampil dalam United Nations Global Compact (UNGC) di New York pada 2024 sebagai model inovasi pengelolaan lingkungan berbasis masyarakat. Kini, inovasi tersebut telah direplikasi di Bontang dan Bali, sekaligus menjadi rujukan bagi berbagai pihak dari dalam dan luar negeri.

Menurut Dony, upaya ini sejalan dengan kebijakan keberlanjutan Subholding Upstream Pertamina dan PT Pertamina (Persero) dalam mendukung target net zero emission Indonesia 2060. “Wasteco adalah wujud nyata kontribusi sektor hulu migas dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya energi bersih, pertumbuhan ekonomi, dan penanganan perubahan iklim,” pungkasnya.

Sumber: Humas PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM)

Tinggalkan Komentar