Wajar jika masyarakat mencurigai masih ada ‘ruang-ruang gelap ‘ yang berpotensi munculnya praktek pungli “

R. Wartono

Aktivis  Indonesia Police Watch

 

SIDAK puluhan anggota Propam Polres di Kantor Satuan Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Tanah Grogot, pada Kamis (18/1) lalu patut kita berikan apresiasi sebagai upaya mencegah terjadinya pungli. Tanpa mengecilkan sidak, apakah aksi ini efektif mencegah  terjadinya pungli..?

Pada acara Jum’at Curhat yang digelar Polres Paser, di Kecamatan Pasir, dan dihadiri Kapolres Paser AKBP Yusep Dwi Prastiya, Jumat (19/1) keluhan warga terkait layanan pengurusan dokumen dan pembayaran pajak kendaraan di Kantor Samsat itu mencuat. Keluhan warga tersebut tentu wajar dan beralasan jika mengacu pada konsep dibentuknya Kantor Samsat .

Samsat adalah sistem administrasi yang dibentuk untuk memperlancar dan mempercepat pelayanan kepentingan masyarakat yang kegiatannya diselenggarakan dalam satu gedung.

Di  Kantor Samsat  ada tiga unsur yang memiliki tugas dan fungsi masing-masing yakni Dispenda Provinsi, Polri dan PT. Jasa Raharja.

Dispenda tanggung jawab utama pada lingkup pelunasan pajak kendaraan bermotor tahunan atau 5 tahunan dan rincian lainnya.

PT Jasa Raharja sebagai pengelola atas pembayaran SWDKLLJ atau Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas yang kamu bayarkan bersamaan dengan PKB.

Sementara Polri melalui Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah bertanggung jawab pada operasi unit Regident Ranmor atau Unit Registrasi dan Identifikasi Kendaraan Bermotor.

Namun dalam prakteknya tidaklah demikian. Sebagai contoh ketika mengurus mutasi kendaraan dari luar ke dalam daerah, pemohon harus mengurus berkas terlebih dahulu ke Polres setempat padahal di kantor Samsat itu sudah ada unsur kepolisian.

Kondisi itulah yang menjadi pangkal persoalan, sehingga wajar jika masyarakat mencurigai masih ada ‘ruang-ruang gelap ‘ yang berpotensi munculnya praktek pungli.
Jika kondisi ini dibiarkan maka hal ini telah mencederai makna Polri Presisi yang menjadi slogan Polri di era kepemimpinan Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Sungguh ironis..

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Share.
Leave A Reply